Jumat, Agustus 14, 2009

Tebar Pesona Seks dengan Pheromone

Percaya atau tidak, aroma berperan besar dalam daya tarik seseorang, khususnya lawan jenis. Tapi yang yang akan kita bicarakan bukanlah jenis wewangian merk Calvin Klein atau Donna Karan.

Tapi tahukah Anda, bahwa setiap orang punya daya tarik unik bagi orang lain dengan caranya yang misterius. Wah, apa nih?

Mungkin Anda pernah melihat seseorang yang tidak cakep-cakep amat, tapi banyak lawan jenis yang tertarik padanya? Besar kemungkinan orang ini (khususnya pria) mengeluarkan pheromone dalam jumlah lebih besar, dan lebih mudah dideteksi ketimbang yang dimiliki pria lain!

Apa itu pheromone?
Pheromone, setelah dideteksi pada setiap spesies mulai serangga hingga reptil, digunakan sebagai daya tarik seks. Pada dasarnya, pheromone adalah sinyal seks bawah sadar.

Sebuah struktur khusus yang berlokasi di sebelah dalam hidung yang disebut VNO (Vomeronasal Organ) bertugas mendeteksi molekul pheromone yang tak berbau, yang terjadi melalui keringat atau urin. Namun demikian, organ VNO ini hanya ada pada sekitar 80% manusia. Sejumlah ilmuwan memvonis organ ini tak berguna karena tak terpakai selama berabad-abad. Namun para peneliti berpendapat lain.

Sinyal-sinyal pheromone yang dikenali oleh organ ini kemudian dikirim melalui syaraf tertentu ke sebuah bagian otak yang disebut hypothalamus, sebuah bagian yang dikenal karena kapasitasnya untuk mengubah emosi, hormon, reproduksi dan tentu saja, perilaku seksual.

Sejauh ini ada tiga jenis pheromone pada manusia yang berhasil dideteksi, yakni androstenol, androstenone, dan copulins.

Androstenol & Androstenone
Dua pheromone ini, yang terdapat di permukaan kulit pria dan wanita, terjadi manakala kimia pada keringat berinteraksi dengan bakteri. Kedua pheromone ini diyakini berperan penting pada daya tarik manusia, pria atau wanita.

Perbedaan antara keduanya adalah bahwa androstenol dapat mempengaruhi kesan wanita terhadap daya tarik, kecerdasan dan percaya diri seorang pria. Wow!

Androstenone diyakini berperan pada aroma 'serangan dan dominasi' pria. Para wanita tertarik pada pria yang mengeluarkan pheromone ini dalam jumlah besar, sementara pria lain malah berusaha menghindarinya.

Copulins
Ditemukan secara eksklusif pada sekresi vagina wanita. Aromanya tampaknya meningkatkan level testosteron pria, khususnya gairah seks, dan secara positif berdampak pada persepsi ketertarikan wanita terhadap pria yang dituju.

Nah! Meski kita secara alami memiliki pheromone, namun dengan kebiasaan kita mandi, memakai wewangian (cologne), serta faktor usia dan pakaian, membuat emisi zat ini sulit bekerja secara optimal sehingga membuatnya tidak mudah dideteksi.

Nah, bagaimana agar pheromone ini bisa 'keluar' dengan optimal?

Perusahaan Pherx.com, ternyata juga memikirkan hal tersebut. Mereka berhasil 'menangkap' pheromone tubuh manusia dan 'mengemasnya' dalam botol semprot. Dengan menyemprotkan pheromone ini ke dalam tubuh, reaksi yang akan terjadi adalah:
1. Meningkatnya komunikasi dari para wanita (jika pemakai pria), baik lewat kontak mata, senyum, dll.
2. Peningkatan kualitas seks dengan pasangan
3. Meningkatnya gairah seksual
4. Lebih dihargai kaum pria
5. Hubungan profesional yang lebih baik
6. Meningkatnya kualitas percaya diri

Nah, penasaran juga ya dengan si pheromone ini.... (Sumber: inilah.com)