Senin, November 30, 2009

Tumis Tofu Brokoli

Tahu dan brokoli diyakini mengandung kalsium tinggi. Jika diolah secara tepat, padu padan kedua bahan ini tak hanya lezat tapi juga dapat memenuhi kebutuhan kalsium tubuh.

Bahan-bahan :
- 2 sendok makan minyak zaitun atau minyak goreng
- 2 siung bawang putih, cincang
- 1 cm jahe, memarkan
- 1 buah cabai merah, iris serong tipis
- 150 gram brokoli, potong sesuai kuntumnya
- 250 gram tofu (tahu sutera), potong dadu
- 1 1/2 sendok makan kecap asin
- 1 sendok makan minyak wijen
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 2 sendok makan teri medan, goreng kering

Cara membuat:
- Panaskan minyak, tumis bawang putih, jahe, dan cabai merah sampai harum.
- Masukkan brokoli dan tumis sebentar sampai brokoli setengah matang.
- Masukkan 2 sendok makan air, tofu, kecap asin, minyak wijen, dan merica bubuk.
- Masak sampai bumbu mendidih. Angkat dan sajikan dengan taburan teri goreng. (www.inilah.com)

Polusi dan Debu, Picu Asma Anak

KEBERSIHAN lingkungan merupakan salah satu kunci menghindarkan anak dari asma. Studi terbaru melaporkan, paparan polusi dan debu sejak bayi dapat meningkatkan risiko asma pada usia tiga tahun.

Asma dikenal sebagai penyakit yang tidak menular, tetapi dapat diturunkan. Artinya, jika salah satu atau kedua orangtua menderita asma, besar kemungkinan anaknya juga terkena asma atau membawa "bakat" asma.

Kabar baiknya, "bakat" tersebut tidak akan bermanifestasi menjadi asma jika faktor pencetusnya dihindari. Nah, faktor-faktor yang dapat mencetuskan asma bisa beragam dan berbeda pada setiap orang, misalnya makanan dan debu. Para ahli medis meyakini bahwa asma sangat dipengaruhi kebersihan lingkungan. Semakin kotor udara dan lingkungan sekitarnya, semakin mudah pula anak-anak mengalami alergi saluran napas yang lantas memicu peradangan.

Sebuah studi di Amerika melaporkan, anak-anak yang sejak bayi kerap terpapar polusi lalu lintas dan endotoksin berisiko lebih tinggi mengalami asma. Endotoksin merupakan salah satu komponen bakteri yang bersifat toksin (racun), yang dapat memicu respons sistem kekebalan tubuh seseorang. Nah, endotoksin ini ternyata juga ditemui pada debu dalam ruangan.

Dalam studi terbaru ini, tim peneliti dari University of Cincinnati College of Medicine menemukan adanya mengik pada 36 persen anak usia tiga tahun yang saat bayi sering terpapar partikel polusi udara dan endotoksin dalam debu. Mengik adalah suara keras yang terdengar ketika bernapas. Kondisi yang juga kerap disebut bengek ini merupakan penanda awal asma dan gangguan paru.

Gejala mengik terlihat pada 11 persen anak yang saat bayi terpapar allergen (pemicu alergi) berkadar rendah di dalam maupun luar ruangan. Sementara anak yang terpapar polusi lalu lintas tingkat tinggi dan endotoksin di dalam ruangan angkanya lebih tinggi, yakni 18 persen. Paparan endotoksin sendiri menunjukkan dampak yang lebih sedikit pada anak.

"Ada keterkaitan yang nyata antara paparan partikel polusi udara lalu lintas dan endotoksin dengan timbulnya mengik berkepanjangan saat anak berusia tiga tahun," ujar ketua tim peneliti, Patrick Ryan.

Ryan menambahkan, dua sumber paparan tadi (terutama bila kadarnya tinggi) dapat saling bersinergi sehingga paparan dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan paru anak. Gangguan kesehatan paru pada anak biasanya berlangsung hingga anak berusia 18 atau 20 tahun.

"Makin dini anak terpapar partikel polusi, makin besar dampaknya bagi kesehatan jangka panjang," ujar Ryan, yang hasil risetnya akan diterbitkan dalam American Journal of Respitaroty and Critical Care Medicine, awal Desember mendatang.

Dibandingkan penyakit paru yang didapat saat dewasa, gangguan paru akibat paparan dini endotoksin dan polusi lalu lintas bisa lebih berbahaya. Apalagi jika hal ini terjadi sejak bayi, proses pembentukan antibodi belum sempurna anak menjadi lebih rentan mengalami alergi saluran napas. Meski awalnya hanya sekadar sesak napas, proses inflamasi atau peradangan yang terus terakumulasi menyebabkan penyakit asma semakin parah ketika menimpa anak-anak.

Spesialis paru dari RS Persahabatan Jakarta, dr Budhi Antariksa PhD,mengatakan bahwa suatu asma bisa didasari oleh alergi pada saluran napas yang lantas menyebabkan peradangan. Manifestasinya bisa beragam dan di organ mana saja. Misalnya seseorang yang saat makan seafood kulitnya menjadi kemerahan, berarti dia menderita alergi yang manifestasinya di kulit. Contoh lainnya, jika ada orang yang setiap pagi bersin-bersin sambil mengucek-ngucek hidungnya yang meler,berarti lokasi alerginya di rongga hidungnya.

"Asma tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dan dicegah kekambuhannya dengan menghindari faktor pencetusnya. Jika ada anggota keluarga yang terkena asma, kebersihan lingkungan harus benar-benar dijaga," saran Budhi.

Ibu Depresi, Asma Anak Sering Kambuh

Ibu adalah "teman terdekat" anak sejak bayi. Jika ibu bahagia, anak pun ceria. Manakala ibu sedih atau marah, anak bisa ikut menderita. Nah, jika Anda seorang ibu yang memiliki anak pengidap asma, sebisa mungkin jauhilah kondisi yang bisa memicu stres dan depresi. Apa pasal?

Sebuah studi terbaru yang dilakukan tim peneliti dari The Johns Hopkins Children's Center Amerika mengungkapkan, depresi yang dialami ibu dapat memperburuk kondisi asma sang anak.

Penelitian yang melibatkan 262 partisipan ibu kulit hitam beserta anaknya ini, mendapati bahwa anak yang ibunya mengalami lebih banyak gejala depresi, juga lebih sering menampakkan gejala asma. Begitu pun anak-anak dari ibu dengan gejala depresi lebih sedikit juga lebih jarang mengalami kekambuhan asma.

Studi yang akan segera diterbitkan dalam Journal of Pediatric Psychology ini memang sengaja difokuskan pada warga kulit hitam. Pasalnya, prevalensi dan kejadian serangan asma pada ras kulit hitam lebih tinggi daripada kulit putih.

Kristin Riekert yang tergabung dalam tim investigasi penelitian ini, juga mengungkapkan temuan fakta "unik" terkait hubungan antara banyaknya depresi ibu dan meningkatnya frekuensi gejala asma pada anaknya. Manakala derajat depresi ibu memengaruhi gejala asma anak, ternyata hal ini tidak berlaku untuk kebalikannya. Ini menunjukkan bahwa depresi ibu adalah sebuah faktor risiko yang berdiri sendiri, yang dapat memprediksi serangkaian gejala asma pada anak. Riekert mengira awalnya studi ini akan berhadapan dengan situasi: "Duluan mana telur sama ayam?".

"Nyatanya, fakta bahwa depresi ibu tidak dipengaruhi frekuensi kemunculan gejala asma pada anaknya membuat kami heran, tetapi sekaligus terjawab faktor mana yang sebenarnya muncul lebih dulu," kata psikolog anak dari Johns Hopkins Adherence Research Center itu.

Depresi, suatu gangguan alam perasaan yang ditandai rasa sedih dan murung ini, juga kerap membuahkan kelelahan, hilang ingatan, dan gangguan konsentrasi. Saat seorang ibu terkena depresi, semangatnya dalam merawat asma anaknya (semisal mengingatkan meminum obat setiap hari dan konsultasi ke dokter) juga bisa menurun.

"Ibu adalah tulang punggung untuk menerapkan petunjuk yang diamanatkan dokter dalam hal perawatan rutin asma anaknya. Namun jika ibu depresi, amanat ini tidak dapat terlaksana sehingga anaknya ikut menjadi korban dan menderita," ujar kepala tim penelitian Michiko Otsuki. (lifestyle.okezone.com)

Terapi Drakula Cegah Penuaan Dini

TEKNOLOGI dunia kecantikan mulai menggunakan darah manusia untuk mencegah penuaan dini. Perawatan dracula therapy ini diperkenalkan dokter kosmetik asal Prancis Daniel Sister.

Seperti dilansir harian Daily Mail, terapi ini dijanjikan dapat mengatasi kulit kusam dan keriput dengan suntikan darah orang tersebut. Terapi ini juga dikenal dengan istilah S3, yakni stimulate self serum.

Terapi ini akan merangsang perbaikan DNA, menyembuhkan luka dan merevitalisasi kulit keriput. Cara kerjanya adalah dokter mengambil darah pasien sekira 4 botol kecil darah dari lengan pasien. Darah kemudian dimasukkan ke dalam mesin sentrifugal untuk memisahkan sel darah merah.

Setelah ditunggu beberapa menit, botol-botol kecil tersebut dikeluarkan dari mesin dengan darah merah yang menggumpal di bagian bawah dan cairan kuning di bagian atasnya. Lalu,cairan kuning dipisahkan dan dicampur dengan vitamin dan protein.

Cairan inilah yang kemudian disuntikkan kepada seluruh wajah, mulai bagian sekeliling wajah dekat tumbuhnya rambut hingga ke rahang dan bagian wajah lainnya. Tindakan ini diakhiri dengan berbaring di bawah lampu merah dan biru terapeutis untuk menyembuhkan luka pada kulit, sekaligus menghilangkan bakteri. Termasuk bakteri penyebab jerawat.

Injeksi ini baru akan terlihat efeknya dalam beberapa hari. Harga untuk terapi ini Rp8 juta. Untuk saat ini, perawatan tersebut hanya tersedia di London.

Menurut Sister, tindakan ini akan membuat si pasien lebih nyaman ketimbang harus menerima injeksi cairan sintetis pada wajahnya, ataupun menjalani pengelupasan kulit dengan laser yang menyakitkan.

Beberapa penelitian di Amerika mendukung terapi ini karena terbukti menyembuhkan luka lebih cepat. Injeksi tersebut mengandung serum yang kaya akan protein alami sehingga mempercepat proses penyembuhan dan memulihkan kerusakan dalam tubuh.

Selanjutnya, terapi Ayurvedic kuno dengan menggunakan lintah juga banyak digunakan selebriti dunia. Misalnya, Demi Moore. Istri aktor Ashton Kutcher ini percaya, dengan metode detoksifikasi terapi Ayurvedic maka kulit akan terlihat muda dan sehat.

"Metode Ayurvedic Raksa Moksha adalah melepaskan darah beracun. Teknik ini diambil dari kitab kuno Ayurvedic seperti Veda Samhita dan Charak Samhita Sushrut yang menjadi dasar di ilmu kedokteran di India selama berabad- abad," kata dr OP Singh dari Universitas Hindu Banaras, India.

Metode seperti ini berkembang pesat di India, namun Demi Moore melakukan perawatan tersebut di Austria. Menurut terapis, lintah yang digunakan tidak sembarangan, namun lintah medis yang sangat terlatih. Dalam metode Ayurvedic, tidak semua orang bisa menjadi terapis karena diperlukan waktu, kesabaran dan kemahiran khusus untuk menjadikan terapis handal.

Pemilihan lintahnya pun haruslah tepat karena bukan hanya mengisap darah yang terinfeksi, tetapi juga mengeluarkan air liur enzim yang disebut hirudin yang memiliki efek terapi pada darah beracun. Saat perawatan, terapis juga membantu proses perkenalan antara manusia dengan lintah.

Setelah terpasang di kulit, lintah bisa menyedot sekitar 10 ml darah dalam waktu 30 menit sampai satu jam. Setelah itu secara otomatis melepaskan diri dari tubuh inang. Kemudian bagian tubuh yang terinfeksi dari pasien ditaburi bubuk Mulhathi. Setelah itu, hasilnya akan terlihat beberapa minggu. (lifestyle.okezone.com)

3 Variasi Bercinta Usir Kebosanan

KEHIDUPAN seksual macam apa yang Anda dan pasangan jalani saat ini? Setiap pasangan harus melakukan perubahan kehidupan seks yang mulai dulu hingga kini masih dianggap sebagai sebuah rutinitas.

Eksperimen seksual adalah kunci penting menjaga hubungan cinta jangka panjang, segar, menyenangkan, dan memuaskan. Demikian ungkap sebuah artikel dalam situs Yourtango.

Meluapkan hasrat masing-masing bisa membawa Anda berdua lebih intim. "Eksperimen seksual menyaratkan adanya kerelaan antara kedua belah pihak untuk saling meningkatkan intimasi," kata Mort Fertel, konselor pernikahan dari Baltimore dan pengagas the Marriage Fitness Program.

Varian seks seperti apa yang Anda dan pasangan belum pernah jajal selama ini? Simak di antaranya yang patut Anda coba.

Make Up Sex
Sex after war atau bercinta setelah pertengkaran. Anda tentu pernah dengar istilah itu. Berselisih dengan pasangan menyebabkan tingkat dopamine dan adrenalin meningkat, membuat birahi Anda dan pasangan tergugah dengan cara yang tak biasa.

Setiap pasangan sesekali menghadapi konflik, dan bercinta setelah pertengkaran bisa jadi cara menyenangkan untuk memperbaiki hubungan. "Saat saling marah, Anda harus mengakhirinya, dan seks bisa menciptakan momen indah usai pertengkaran," kata Fertel.

Vacation Sex
Kamar tidur bisa dibilang tempat favorit bercinta Anda dan pasangan. Tapi kini, rasa bosan mulai menghantui. Maka, berlibur bisa jadi kesempatan baik untuk Anda berdua saling terkoneksi secara seksual.

"Salah satu keuntungan berlibur adalah memperbarui intimasi seksual Anda," tutur Fertel.

Jika Anda mengagendakan liburan tahun baru nanti bersama keluarga, jangan lalaikan agenda bercinta di dalamnya. Pagi hingga petang, Anda habiskan bersama keluarga dan malamnya nikmati waktu bersama pasangan untuk pertempuran tak terlupakan.

Animalistic Sex
Spontanitas dan ketergesaan waktu bisa memanaskan gairah Anda selama bergumul. Bersikaplah agresif saat ia menjelajahi tiap lekuk tubuh Anda.

Aksi tak terduga jadi sebuah elemen misteri yang siap memaknai kembali intimasi Anda berdua. "Saat di mana Anda benar-benar tidak tahu apa yang akan dilakukannya," kata Fertel.

Raih bibirnya, cium dengan penuh gelora, kemudian tanggalkan pakaian masing-masing. Lancarkan serangan dalam doggy style di ruang keluarga kemudian standing position di dapur.

Lakukan dengan cepat dan menggebu-gebu. Kalau Anda menyukai aksinya, luapkan dengan menarik ringan rambutnya sambil mengeluarkan desahan. Pastikan untuk memeriksa keadaan sekitar, kalau-kalau ada yang mengintip. (lifestyle.okezone.com)