Jumat, Desember 31, 2010

Sensasi Foreplay dengan Bantal

Foreplay penting untuk memaksimalkan kenikmatan dalam hubungan seks. Banyak jenis foreplay, salah satunya menggunakan bantal.

Bantal digunakan sebagai properti agar hubungan seks Anda lebih bervariasi. Caranya, pasangan wanita bisa meletakkan bantal di bawah pinggulnya sebagai alas. Pasangan lelaki nanti akan melakukan cunnilingus atau oral seks pada Mrs V.

Dengan adanya bantal yang mengganjal pinggul wanita, maka akan membuat liang Mrs V lebih mudah diakses. Seluruh bagian-bagian sensitif wanita di area Mrs V akan lebih terbuka. Dengan demikian, pria bisa menstimuli titik sensitif wanita bernama klitoris di area Mrs V ini.

Ada juga titik sensitif lain yang bernama uretra alias saluran kencing, berada di sebelah kanan bawah klitoris. Ternyata, titik ini bisa dirangsang dan memberikan sensasi erotis yang nikmat.

Kevin Mc Kenna, seorang pakar dari University Medical School menyatakan bahwa titik ini bisa menjadi pembuka rangsangan seksual pertama, saat memulai berhubungan seks.

Selain itu juga ada labia mayora dan labia minora yang terbilang sensitif untuk dirangsang. Tidak hanya dengan servis oral saja, ada satu titik sensitif di dalam Mrs V yang bisa dirangsang pasangan lelaki.

Bisa dirangsang dengan jari, yaitu g-spot. Titik sensitif ini berada 3-5 cm dari mulut vagina. Dengan adanya bantal yang mengganjal pinggul tentunya akan memudahkan merangsang area ini.

Dengan adanya foreplay di area Mrs V akan membuat pasangan wanita lebih siap memasuki menu penetrasi. Daniel Stein, pakar dari Foundation for Intimacy di Tampa, Florida, AS menyebut bahwa gaya foreplay atau berhubungan seks dengan bantuan bantal bisa memaksimalkan kontak antara Mr Dick dan bagian yang paling sensitif dari anatomi tubuh wanita. [mor]

Aerobik Tingkatkan Ukuran Otak Anak

Senam aerobik memang tidak mengenal usia, baik usia tua, muda, bahkan anak-anak dapat melakukannya. Aerobik tak hanya baik untuk kesehatan, tapi juga bisa menambah ukuran otak.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dampak dari olahraga aerobik dapat meningkatkan memori dan juga mencegah penurunan kemampuan kognitif yang dipengaruhi usia. Karenanya aerobik memiliki hasil positif yaitu bisa meningkatkan volume atau ukuran otak.

Saat latihan aerobik, seseorang membutuhkan pergerakan konsisten dan berirama dari kelompok otot untuk jangka waktu berkelanjutan. Sejumlah gerakan ini akan menghasilkan panas dan meningkatkan laju jantung serta napas sehingga bisa meningkatkan sirkulasi darah. Bentuk umum dari aerobik adalah berjalan, latihan langkah dan juga kardio.

Para ilmuwan menuturkan aerobik sebagai sarana yang potensial untuk memperlambat, mencegah, bahkan meningkatkan volume atau memori di otak.

Hal ini karena pada saat seseorang dewasa atau tua, maka akan mengalami penurunan ukuran otak yang diikuti menurunnya fungsi kognitif.

Dampak latihan aerobik ini juga terlihat pada anak-anak. Dalam penelitian yang dilakukan University of Illinois, Urbana-Champaign pada 2010 menunjukkan anak berusia 9-10 tahun yang melakukan aerobik memiliki daerah otak hippocampus lebih besar.

Hippocampus ini terkait dengan proses penalaran dan tugas-tugas kognitif, sehingga anak-anak ini berhasil melakukan tugas dengan baik.

American College of Sports Medicine merekomendasikan orang dewasa berusia 18 ke atas melakukan aktivitas fisik aerobik selama 30 menit, setidaknya tiga kali dalam seminggu, sedangkan untuk anak-anak setidaknya selama 60 menit.

Jika tidak sanggup melakukan olahraga selama waktu tersebut, tak ada salahnya berolahraga 10-15 menit setiap harinya.

Latihan aerobik ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tapi otak manusia juga mendapatan keuntungan dengan bertambah ukurannya, sehingga mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif. [mor]