Kamis, Maret 24, 2011

Lipstik Merah Bikin Tatapan Pria Tak Ingin Berpaling

INGIN membuat tatapan seorang pria tak berpaling? Lupakan bulu mata lentik atau kibasan rambut terurai. Anda hanya perlu berlatih cemberut dan menunjukkan sensualitas bibir dengan lipstik warna merah.

Lipstik warna merah ternyata tak hanya menyemburkan kesan ceria pada pemakainya, tapi juga membangkitkan gairah lawan jenis. Sebuah studi baru yang dilakukan para ilmuwan di Manchester University menunjukkan bahwa dalam 10 detik setelah bertemu seorang wanita untuk pertama kalinya, pria rata-rata akan menghabiskan lebih dari 5 detik untuk menatap bibirnya.

Bila sang wanita menggunakan lipstik, pria akan menatap bibir mereka rata-rata tujuh detik, hanya 0,95 detik melihat mata dan 0,85 detik melihat rambut wanita. Namun, ketika wanita tampil tanpa sapuan make up, pria cenderung bosan melihat bibir mereka setelah 2,2 detik. Alhasil tatapan mereka beralih ke arah mata sebanyak 2,97 detik serta berlanjut ke sisi hidung yang menghabiskan waktu 2,77 detik.

Ya, bagi pria bibir penuh dianggap sebagai fitur yang paling menarik. Namun, daya tarik bibir tipis pun meningkatkan ketertarikan 40 persen ketika mereka memulasnya dengan lipstik.

“Studi ini membuktikan bahwa bibir merupakan salah satu aspek paling sensual dari tubuh wanita dan memainkan peran penting dalam daya tarik seksual wanita. Kendali bibir berbalut lipstik merah yang dikombinasikan dengan ekspresi cemberut kian menyempurnakan ketertarikan pria, meski wanita tak menggunakan make up lainnya. Terlepas dari tipe bibir wanita, tingkat tarik-menarik di antara keduanya menjadi alasan yang sangat signifikan,” papar Dr Geoff Beattie, pemimpin penelitian, seperti dilansir dari Times of India, Rabu (23/3/2011).

Memang, wanita telah menggunakan warna merah untuk memperindah bibirnya dan meningkatkan daya tarik mereka sejak berabad-abad lampau, bahkan sejak zaman Mesir kuno.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa bibir merah dan daya tarik memiliki kaitan sangat erat. Lipstik merah terbukti menjadi faktor paling kuat dan secara signifikan meningkat ketertarikan visual di mata pria,” tambah Beattie.
(ftr)

Diet Mediterania Kecilkan Lingkar Pinggang

PERNAH dengar istilah 'diet Mediterania'? Banyak yang menyebutkan manfaat dari diet yang diadaptasi dari pola makan warga Eropa ini. Studi terbaru pun membuktikan bahwa jenis diet ini efektif mengurangi ukuran lingkar pinggang, menjaga kadar kolesterol HDL, kadar trigliserida, tekanan darah, dan metabolisme glukosa. Maka itu, mari mengenal lebih jauh jenis diet yang satu ini.

Diet Mediterania adalah pola diet dengan konsumsi asam lemak tak jenuh tunggal yang tinggi, terutama dari buah dan minyak zaitun. Untuk sehari-hari, pelaku diet mediterania memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, sereal gandum, dan produk susu rendah lemak. Untuk mingguan, konsumsi ikan, unggas, kacang-kacangan dan sedikit saja konsumsi daging merah.

Demosthenes Panagiotakos, profesor pada Gizi Biostatistik-Epidemiologi, Departemen Ilmu Diet dan Nutrisi, Harokopio University of Athens, dan Kastorini Christina-Maria yang menganalisis hasil 50 studi tentang diet telah mempelajari sekitar setengah juta partisipan.

"Prevalensi sindrom metabolik meningkat dengan cepat di seluruh dunia, seiring dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes dan obesitas yang sekarang dianggap sebagai masalah umum kesehatan masyarakat," kata peneliti utama Panagiotakos.

"Sindrom metabolik juga merupakan salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular yang secara langsung atau tidak langsung,yang terkait dengan tekanan pribadi dan sosial-ekonomi. Maka itu, adanya upaya pencegahan dari kondisi ini sangatlah penting," katanya.

Gaya hidup dan pola makan
Diet Mediterania adalah salah satu pola diet yang paling terkenal dan telah terbukti berhubungan dengan penurunan tingkat kematian yang disebabkan penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, dan beberapa jenis kanker, menurut para peneliti.

Selain itu, diet Mediterania juga membantu menjaga kerampingan perut, tingkat lipid darah, metabolisme glukosa, dan tekanan darah serta menghindarkan dari risiko perkembangan penyakit jantung dan diabetes.

Kandungan antioksidan dan antiinflamasi dari diet Mediterania secara keseluruhan, serta manfaat dari setiap makanan dalam diet ini, terutama minyak zaitun, buah-buahan dan sayuran, biji-bijian dan ikan, juga memberikan manfaat besar.

"Hasil penelitian kami ini menambah bukti klinis yang ada. Selanjutnya, diperlukan adanya faktor pendukung lain yakni gaya hidup dan pola makan untuk memperbaiki sindrom metabolik," tambahnya. Studi ini diterbitkan dalam edisi 15 Maret 2011 pada Journal of American College of Cardiology. (MI/ICH)