Selasa, Oktober 27, 2009

Rahasia Cantik 24 Jam Penuh

Tidur berkualitas selama 7-9 jam akan membuat penampilan diri tambah cantik. Bila sulit untuk tidur, coba mandi atau berendam dalam air hangat selama 10 menit.

Tidur berkualitas merupakan faktor penting penampilan diri wanita, karena saat tidur adalah waktu yang pas untuk memperbaiki sistem setelah seharian penuh terpapar polusi, sinar UV, dan stres.

Pada dasarnya kulit terdiri dari jutaan sel yang berhubungan dengan siklus sirkadian. Dari penelitian yang telah dipublikasikan dalam Journal of Investigative Dermatology, diketahui jika saat menutup mata untuk tidur, seluruh sel kulit membentuk jaringan baru.

Menurut Beth Malow, MD, direktur Vanderbilt Sleep Disorders Center di Nashville, AS, tidur berkualitas selama 7-9 jam akan membuat diri tambah cantik. Bila kesulitan tidur di malam hari, Malow menyarankan untuk mandi atau berendam dalam air hangat selama 10 menit.

"Ini akan membuat suhu tubuh kita menjadi lebih hangat dan mengajak kita untuk memejamkan mata," katanya seperti dikutip dari Prevention.

Selain tidur berkualitas, Beth Malow juga memaparkan beberapa langkah jitu untuk mempertahankan kecantikan selama 24 jam penuh, di antaranya adalah:

Mengemil dengan sehat untuk kelembutan kulit
Mengkonsumsi sebuah jeruk setiap hari akan menjauhkan wajah dari kerutan. Sebab, siapa saja yang mengonsumsi makanan kaya akan vitamin C, selain jeruk, pepaya, kacang merah, dan buah kiwi, akan memiliki kulit lebih halus.

Berdasarkan laporan American Journal of Clinical Nutrition, vitamin C adalah 'kunci' sukses produksi kolagen yang menjaga kekenyalan kulit.

Setidaknya hal ini diakui David E. Bank, MD, dermatologis, di New York. Bank merekomendasikan setidaknya setiap hari seseorang harus mengonsumsi 75 mg vitamin C dalam menu sehat. Jumlah itu sama dengan sebuah jeruk murni setiap harinya.

Tertawa untuk mengurangi jerawat
Pada saat tertawa, tubuh mengeluarkan hormon pemberi rasa bahagia atau kortisol yang oleh kulit digunakan sebagai tanda untuk mengeluarkan minyak pelindung kulit. Dan untuk menyempurnakan peran kortisol itu, seorang makeup artist dari New York, Emily Kate Waren, menyarankan untuk menggunakan lipstik berwarna natural. Cara ini akan membuat barisan gigi kita terlihat lebih putih bersinar saat menyunggingkan bibir.

"Lipstik berwarna natural meminimalisir warna kusam pada gigi," katanya.

Olahraga Teratur
Menurut David Weeks, PhD, penulis buku Secrets of the Superyoung, olahraga teratur membuat sirkulasi darah lancar dan meningkatkan imunitas tubuh. Tidak hanya itu, dengan melakukan olahraga minimal tiga kali dalam sepekan saja akan menguatkan tulang-tulang tubuh.

"Bagi kulit, semua manfaat ini akan meningkatkan aliran darah pada pembuluh-pembuluh yang menempel di bawah kulit. Ini artinya, pintu utama untuk pembentukan sel kulit baru," katanya.

Manfaat lain yang terlihat dari olahraga teratur adalah terlihatnya wajah lebih muda 5-8 tahun.

Lakukan yoga untuk rambut lebih berkilau
Kabarnya gerakan yoga yang membuat seluruh tubuh lentur akan menstimulasi gerak sel-sel tubuh dalam mengantarkan nutrisi.

Seperti diungkapkan Carol B. Espel, seorang exercise physiologist dari Equinox Fitness Club, menyebutkan gerakan yoga va-va-voom yang membungkukkan badan seraya meletakkan kedua tangan di lantai, membuat posisi kepala berada di bawah jantung, membuat oksigen masuk dengan cepat ke kepala kita dan akan menstimulasi folikel kepala untuk menumbuhkan rambut baru.

Sementara itu, Philip Kingsley, ahli kulit kepala dan rambut, menyarankan kita melengkapi latihan yoga dengan sarapan yang kaya akan protein, seperti tiga butir telur. (Sumber: inilah.com)

Thalita Latief Cantik dengan Tisu Basah

Siapa sangka jika wajah mulus yang dimiliki Thalita Latief berasal dari tisu basah.

Dalam kesehariannya, pemilik nama lengkap Thalita Annemarie Latief ini sangat cuek dengan unsur perawatan kulit. Dara kelahiran 6 Desember 1988 ini boleh dibilang jarang bersentuhan dengan produk perawatan kulit.

Boleh tahu resep dan tip cantik perawatan kulit Anda?
Waduh. Terus kulit wajah dan tubuh saya mulus bukan karena produk atau banyaknya treatment yang dilakukan. Saya ini malah nggak tahu banget soal itu. Saya hanya merawat kulit wajah dengan tisu basah.

Maksudnya?
Ya. Alhamdulillah, saya nggak butuh modal besar untuk merawat kulit wajah. Biasanya untuk menjaga kulit agar tetap mulus, saya hanya membersihkannya dengan menggunakan tisu basah usai beraktivitas. Sampai di rumah, biasanya aku cuci muka, terus langsung bersihin muka pakai tisu basah. Simpel deh pokoknya.

Apa tidak berefek pada kulit? Seperti jerawat?
Alhamdulillah, kulit saya termasuk tipikal yang tak mudah berjerawat. Tipikal kulitku memang bukan yang gampang jerawatan. Kulitku berjerawat kalau lagi datang bulan saja. Biasanya kalau aku tiap hari syuting dengan make up. Aku harus rajin-rajin bersihin muka. Kalau nggak bisa jerawatan malah.

Dalam keseharian suka pakai make up khusus?
Nggak. Untuk sehari-hari, saya nggak make up, paling cuma pakai lipgloss aja. Pakai make up justru hanya untuk kepentingan syuting saja.

Rajin perawatan khusus nggak?
Nggak rutin juga ngelakoninnya. Biasanya saya melakukan perawatan hairspa dan creambath di Salon JMCM di Pondok Indah. Itu juga biasanya kalau sudah bosan dengan tatanan rambut.

Ada kiat khusus agar selalu tampil cantik?
Seorang perempuan dikatakan cantik bukan dari fisik. Yang terpenting adalah kecantikan dari dalam. Karena kalau kepribadiannya dan pembawaannya sesuai dengan keadaan, maka akan terpancar dari luar, dan dengan sendirinya akan terlihat cantik. (Sumber: inilah.com)

Es Lengkeng Sarang Burung

KOMBINASI buah lengkeng dan agar-agar ternyata sangat segar, terlebih di santap pada udara yang panas.

Bahan-Bahan:
- 1 bungkus agar-agar
- 400 ml air
- 50 gram gula pasir
- 2 tetes pewarna merah
- 1 kaleng buah lengkeng, tiriskan, sisihkan airnya
- 2 buah jeruk lemon, ambil airnya
- es batu

Sirop:
- air lengkeng
- 400 ml air tawar
- 250 gram gula pasir

Cara membuat:
Agar sarang burung:
- Masak agar-agar, air, gula pasir, dan pewarna merah sambil terus diaduk sampai mendidih.
- Tuang ke dalam cetakan, dinginkan.
- Setelah dingin serut agar-agar arah memanjang.

Sirop:
- Campur air lengkeng dan air tawar.
- Tambahkan gula pasir.
- Masak dengan api sedang sampai mendidih dan gula hancur.
- Angkat lalu saring, beri air jeruk lemon.
- Sajikan dalam gelas: agar-agar serut dan lengkeng, beri sirop lengkeng dan es batu. (Sumber: inilah.com)

Kesehatan Jiwa Tanggung Jawab Bersama

KESUKSESAN terapi gangguan kejiwaan tak hanya ditentukan kepatuhan si pasien sendiri, juga dukungan dari lingkungan sekitar. Keluarga memegang peran penting dalam kesembuhan dari gangguan jiwa.

Bulan ini, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada setiap 10 Oktober, isu kesehatan jiwa kembali menghangat. Data menyebutkan, angka gangguan jiwa terkait neuropsikiatrik mencapai 14 persen dari keseluruhan beban penyakit global. "Untuk itu, masalah kesehatan jiwa perlu diperhatikan secara global," ujar psikiater dari FKUI/ RSCM Jakarta,dr Suryo Dharmono SpKJ(K), dalam diskusi gangguan kejiwaan yang digelar PT Astra Zeneca Indonesia (AZI) di Jakarta, kemarin.

Harapan tersebut tentu bukan tanpa dasar. Masalah mental mengenai hampir 30 persen populasi global. Kasusnya beragam, mulai yang ringan hingga berat. Dari jumlah tersebut, sekitar 1%-3% mengalami gangguan mental serius yang membutuhkan penanganan dengan terapi tepat.

"Ironisnya, sekitar 65 persen-90 persen dari penderita tidak mendapatkan pengobatan yang memadai," sebut Suryo.

Untuk kasus Indonesia, jika dihitung berdasarkan patokan global tadi, maka dengan populasi 220 juta jiwa diperkirakan 66 juta penduduk Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Mereka yang mengalami gangguan jiwa ringan hingga parah jumlahnya bahkan bisa jauh lebih banyak dari angka 2 persen-3 persen persen dalam data statistik. Terlebih dengan kondisi Indonesia yang rawan bencana, tindak terorisme dan masalah sosial ekonomi yang tak kunjung surut.

"Banyaknya ketidakpastian dan hal membingungkan yang terjadi menyebabkan orang Indonesia rentan mengalami masalah kesehatan jiwa," katanya.

"No health without mental health". Moto kesehatan jiwa yang diusung program AZI Care dari PT Astra Zeneca Indonesia itu menekankan betapa mental atau jiwa yang sehat berperan penting dalam menentukan kualitas kesehatan seseorang.
Atau sebaliknya, seseorang dengan sakit fisik, terutama yang kronis, acapkali juga mengalami setidaknya satu gangguan kejiwaan. Misalnya, orang diabetes rentan mengalami depresi; atau orang dengan HIV/AIDS yang bisa terganggu aspek kognitifnya.

Kendati penyakit kejiwaan tidak menular, Suryo mengingatkan bahwasanya jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena gangguan jiwa berat, maka secara sistem satu keluarga tersebut ikut "sakit" sehingga kehidupan berkeluarga pun terganggu.

Ia menyontohkan kasus yang menimpa salah satu pasiennya, seorang ibu, sebut saja B (55 tahun). Kala itu B mengeluhkan dua anaknya yang ketergantungan heroin. Ia merasa sangat tertekan, lelah dan putus asa menghadapi masalah kedua anaknya itu. Sang suami bahkan tidak mau tahu dengan urusan pengobatan mereka, bahkan mengusulkan anaknya dipenjarakan saja supaya kapok.

"Akibatnya, sudah kedua anaknya mengalami gangguan jiwa karena narkoba, ibunya pun jadi ikut-ikutan terganggu jiwanya akibat tertekan dan rasa depresi. Sebaliknya, jika seorang ibu mengalami gangguan jiwa, dapat berpengaruh juga ke anak," tuturnya.

Lebih lanjut, Suryo memaparkan beberapa masalah kesehatan jiwa yang sering ditemui di masyarakat. Diantaranya skizofrenia, bipolar, depresi dan kecemasan (anxiety). Sayangnya sebagian besar masyarakat masih belum menyadari atau mengenali masalah kesehatan jiwa serta dampak seriusnya.

Ambil contoh kasus bipolar dimana terjadi peralihan mood (perasaan) yang ekstrim, seringkali terabaikan sebagai perubahan perasaan yang normal. Di beberapa negara di Eropa bahkan sebagian besar orang harus melewati 5-10 tahun hingga akhirnya gejala yang mereka rasakan terdiagnosa dengan tepat sebagai gangguan bipolar.

Oleh karenanya, Suryo menekankan pentingnya mengenali gejala dan menyadarinya, lalu berupaya menerimanya dengan ikhlas. Dalam hal ini, peran serta dukungan moral anggota keluarga dan lingkungan sosial sangat diharapkan untuk mengembalikan fungsi kehidupan penderita sebagai anggota masyarakat, bukannya malah menyudutkan.

"Penyakit jiwa itu sama saja dengan gangguan fisik lainnya, sebabnya ada di otak. Kalau ada yang mendiskriminasikan atau menganggap orang dengan gangguan jiwa tidak bisa bekerja itu salah. Kami mengharapkan masyarakat luas untuk lebih berempati," beber Lili, salah satu orang dengan skizofrenia (ODS) yang mengalami skizofrenia sejak 10 tahun silam. "Saat ini saya telah aktif dan produktif bekerja lagi sebagai sekretaris Perhimpunan Jiwa Sehat," imbuhnya.

Puskesmas Pegang Peranan
Saat ini prevalensi gangguan kejiwaan di masyarakat cukup tinggi, yakni sekitar 20 persen-30 persen. Ini juga terbukti dari sejumlah pasien yang berobat ke Puskesmas, lebih dari 30 persen di antaranya juga memperlihatkan gejala-gejala distres mental (bukan gangguan mental). Misalnya pada kasus sakit maag kronis.

"Kalau dokternya jeli, gangguan ini bisa diobati lebih dini, sehingga tidak sampai menjadi gangguan jiwa serius," tandas Suryo.

Secara profesional, psikiater memang ahlinya dalam penanganan masalah kesehatan jiwa. Sayangnya, jumlah psikiater saat ini sangat kurang memadai. Bayangkan, di Indonesia hanya tersedia 1 psikiater per 500.000 orang. Nah, disinilah pentingnya peran Puskesmas sebagai layanan kesehatan primer. Akan lebih baik lagi bila psikiater datang ke Puskesmas untuk melakukan pendampingan atau penyuluhan kader.

Di sisi lain, pasien sendiri pun dapat diberdayakan untuk saling berbagi pengalaman atau melakukan sistim jemput bola dengan mendatangi rumah orang dengan masalah kejiwaan yang masih enggan berobat.

"Di Puskesmas saya menjalankan peran selaku peer support dengan cara mengunjungi pasien yang mungkin sedang down mentalnya, berbagi pengalaman dan mengajak untuk kembali bersemangat melakukan pengobatan," kata Ari, salah satu penggiat di Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS).

Dr Fadhlina dari Puskesmas Tebet menilai adanya tren atau kecenderungan peningkatan angka penderita gangguan jiwa. Hingga bulan September ini misalnya, pihak Puskesmas Tebet mencatat 137 kasus piskotik yang sebagian besar adalah gangguan skizofrenia. Untuk konsultasi masalah kejiwaan, pihaknya menyediakan poli konsultasi keluarga.

"Awalnya bernama poli jiwa, tapi kemudian diganti karena masalah ?jiwa' selalu mendapat konotasi negatif. Karena Puskesmas kami belum memiliki psikolog atau psikiater, yang menangani saat ini masih dokter umum yang telah dibekali keterampilan khusus," papar Fadhlina.

Wanita berjilbab ini berpandangan bahwasanya kesehatan jiwa adalah segalanya. Menurut dia, pasien dengan masalah kejiwaan tidak bisa begitu saja diberi obat, lalu urusan dianggap selesai. Masih diperlukan terapi dalam bentuk lain, semisal pemberdayaan dan penguatan dukungan guna meningkatkan kepercayaan diri pasien, juga semangat untuk aktif dan produktif lagi. Selain itu, pasien juga butuh wadah untuk berkumpul, terutama dengan orang senasib.

"Terbukti, manakala mereka tahu ada rekannya satu RW yang juga mengalami masalah kejiwaan, mereka jadi saling kenal dan akrab, bahkan terkadang saling menitip mengambilkan obat. Terapi aktivitas kelompok seperti dengan rekreasi atau olahraga juga sebaiknya rutin dilakukan," pungkasnya. (Sumber: inilah.com)