Kamis, Agustus 26, 2010

Ciuman Bikin Tubuh Prima Saat Ngeseks

JIKA dulu Anda dan suami rajin bercumbu sebelum memasuki "menu utama" bercinta, kini keinginan berciuman pun tak sekuat dulu saat di awal-awal perkawinan.

Masalahnya adalah, seperti banyak pasutri lainnya, sesi makeout mulai menurun sampai tiba-tiba mereka tidak berciuman dengan gairah atau sesering sebelumnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?

"Ciuman berkembang sebagai cara untuk menilai kompatibilitas pasangan potensial. Karena pertukaran informasi tentang kesehatan dan status hormonal," ujar Gordon Gallup PhD, seorang profesor psikologi di University of Alban yang okezone nukil dari Womens Health, Rabu (25/8/2010).

"Tapi, begitu orang memilih pasangan, ciuman dapat ‘mati’ karena tidak ada lagi kebutuhan untuk mengukur DNA satu sama lain. Bahkan, jika Anda tahu dia adalah the one," kata antropolog biologi Helen Fisher PhD.

Ciuman merupakan menu pembuka istimewa dalam setiap sesi bercinta. Hanya saja, bila ciuman tanpa variasi, tentu akan mendatangkan kebosanan. Jika sudah begini, Anda pun wajib memberikan sedikit sentuhan-sentuhan nakal dalam ciuman yang tengah Anda rangkai bersama pasangan. Tentu saja, untuk mengangkat libido Anda berdua.

"Anda berutang pada kehidupan seks untuk terus berciuman. Air liur mengandung hormon seks testosteron, yang memicu libido," jelas Fisher yang juga seorang profesor peneliti di Rutgers University di New Jersey.

Ciuman bukan hanya bahasa tubuh untuk bertukar pesan seputar cinta, kasih, ataupun gairah. Namun, lewat ciuman, Anda akan dipermudah untuk mendapat pengalaman seksual yang menakjubkan.

"Begitu banyak waktu yang Anda habiskan untuk berciuman. Semakin banyak ciuman, maka Anda akan semakin prima untuk menghadapi seks. Dengan hasil intensitas pengalaman yang lebih banyak," tukas Fisher.(nsa)

Bumil Minum Soft Drink, Bayi Berisiko Prematur

MEMINUM satu atau lebih minuman dengan pemanis buatan ataupun minuman diet berkarbonisasi (soft drink) setiap hari meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur pada wanita hamil? Sebuah studi baru dari Denmark menunjukkan hubungan keduanya.

Para peneliti mengamati kebiasaan mengonsumsi minuman ringan pada hampir 60.000 wanita Denmark dalam sebuah studi bertaraf nasional selama periode 1996-2002. Para peneliti menemukan hubungan antara asupan soft drink dan pada tingkat yang lebih rendah, minuman diet non-karbonasi dengan proses melahirkan lebih awal. Para peneliti mendefinisikan prematur sebagai kelahiran yang terjadi sebelum usia 37 minggu.

Studi ini sendiri telah diterbitkan secara online dan dalam edisi cetak di American Journal of Clinical Nutrition pada September nanti.

Laporan studi
Dalam laporannya, para peneliti menyimpulkan, "Asupan harian minuman ringan dengan pemanis buatan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur."

Para ibu hamil penikmat minuman ringan tersebut dibagi dalam beberapa kategori, tergantung pada kebiasaan minumnya, yakni mereka yang tidak pernah minum atau mereka yang minum kurang dari satu kemasan (kaleng ataupun karton) per pekan, 1-6 kemasan per pekan, satu kemasan per hari, 2-3 kemasan per hari, dan 4 atau lebih kemasan per hari.

Secara keseluruhan, sebanyak 4,6 persen wanita yang melahirkan lebih awal mengonsumi minuman ringan setiap hari, dan sepertiga di antaranya melahirkan dengan induksi. Selanjutnya, wanita yang mengonsumsi empat atau lebih minuman dengan pemanis buatan setiap hari, sebanyak 78 persen lebih kemungkinan untuk melahirkan prematur daripada wanita yang tidak pernah minum minuman tersebut. Dan, mereka yang minum empat atau lebih minuman diet nonkarbonasi setiap hari, sebanyak 29 persen lebih kemungkin melahirkan bayi prematur. Sementara, mereka yang mengonsumsi satu atau lebih minuman diet berkarbonasi setiap hari, sebanyak 38 persen lebih kemungkin melahirkan prematur. Demikian seperti okezone lansir dari Health24, Rabu (25/8/2010).

Minuman ringan terkait dengan tekanan darah tinggi
Mengapa minuman diet, terutama dikaitkan dengan kelahiran prematur belum diketahui, tetapi para peneliti berspekulasi bahwa hubungan tersebut mungkin didorong oleh gangguan tekanan darah tinggi pada kehamilan. Dalam sebuah pernyataan, Beth Hubrich dari Calorie Control Council menyatakan, "Sebagai seorang ahli diet (dan ibu), saya sangat prihatin bahwa informasi ini belum menjadi alarm bagi ibu hamil. Mayoritas literatur ilmiah menunjukkan bahwa pemanis rendah kalori aman digunakan oleh ibu hamil."

Penelitian ini sedikit mendapatkan tantangan karena tidak membuktikan sebab-akibat, seperti disampaikan Maureen Story, wakil presiden senior untuk kebijakan sains pada American Beverage Association.

“Para penulis sendiri mengakui kenyataan bahwa temuan mereka tidak dapat menunjukkan sebab-akibat," katanya dalam sebuah pernyataan.

Namun para ahli lainnya mengatakan bahwa wanita hamil mungkin ingin mengambil manfaat dari hasil studi tersebut.

Studi untuk membantu pencegahan bayi lahir prematur

Dalam sebuah pernyataan, Shelley McGuire dari American Society of Nutrition mengatakan bahwa temuan "mungkin benar-benar penting dalam rangka pencegahan kelahiran prematur, terutama bagi mereka yang secara medis (melahirkan prematur) disebabkan oleh penyedia perawatan kesehatan wanita."

Sebagai gantinya, Shelly menyarankan wanita hamil untuk mengonsumsi air, jus, dan susu.

"Wanita hamil harus makan dengan cerdas dan pastikan bahwa sebagian besar pilihan mereka adalah makanan sehat,” kata Dr Alan R Fleischman, direktur medis March of Dimes dalam sebuah pernyataan.

"Minuman dengan pemanis buatan tidak termasuk dalam daftar makanan sehat. Seperti ditegaskan peneliti, bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk memahami dampak dari minuman tersebut pada kehamilan dan perkembangan janin. Hingga hal ini menjadi jelas, adalah bijaksana bagi wanita hamil untuk minum minuman soda dengan pemanis buatan secara moderat. Mereka juga harus membicarakannya dengan dokter soal risiko, tanda-tanda, dan gejala persalinan prematur," jelasnya.(ftr)

Beras Merah dan Ayam

BUAT yang punya bayi umur 6-8 bulan, resep beras merah dan ayam yang satu ini memang cocok disajikan untuk kesehatan si buah hati yang memang lagi butuh banyak asupan gizi dan vitamin.

Bahan-bahan:
- 50 gram beras merah
- 50 gram kacang merah
- 450 ml air
- 2 lembar daun salam
- 100 gram ayam giling
- 1 buah tomat – dicincang halus
- 50 gram bayam merah – dicincang halus
- 50 gram wortel – diparut halus
- 2 siung bawang putih – dicincang halus
- 1 sendok makan daun seledri cincang
- 1/2 sendok makan keju parut (sebagai ganti garam)

Cara membuat:
- Rebus beras merah, kacang merah, daun salam, dan air sampai beras mengembang
- Masukkan ayam giling & tomat
- Masak lagi sambil ditekan-tekan, agar lembut
- Tambahkan bayam, wortel, bawang putih, keju, dan seledri
- Aduk hingga matang. Angkat dan sajikan hangat
Bubur beras merah dapat disajikan dalam 3 porsi. [mor]

Minum Air Sebelum Makan Bisa Turunkan Berat Badan?

Tutup buku diet dan buang pil Anda. Kini ada cara baru menurunkan berat badan dengan meneguk beberapa gelas air sebelum Anda makan.

Sebuah studi baru menemukan fakta bahwa orang dewasa setengah baya dan lebih tua yang minum dua cangkir air sebelum mengonsumsi makanan dengan sedikit kalori, akan kehilangan berat badan lebih dibandingkan kelompok yang tidak meminum air.

Peneliti membagi dua kelompok obesitas laki-laki dan wanita usia 55-75: satu kelompok diminta mengikuti diet, rendah lemak rendah kalori, sedangkan kelompok lain diminta mengikuti diet yang sama dan meminum dua cangkir air sebelum sarapan, makan siang dan makan malam.

Setelah 12 minggu, orang-orang yang minum air sebelum makan telah kehilangan 15,5 pon, dibandingkan dengan 11 pon untuk orang yang tidak meminum air. Perbedaan penurunan berat badan kedua kelompok ini hampir 30%.

Para peneliti mendapatkan ide untuk program penurunan berat badan dari penelitian mereka sebelumnya. Mereka menemukan bahwa ketika orang dewasa setengah baya dan lebih tua minum air sebelum makan, makanan mereka lebih sedikit kalori antara 75 dan 90 kalori.

Meski mereka tidak yakin tentang itu, namun peminum air akan memberikan kompensasi dengan memakan lebih banyak sepanjang sisa hari itu, kata peneliti senior Brenda Davy, profesor di Departemen Nutrisi, Makanan dan Olahraga di Virginia Tech. Tapi setelah 12 minggu diet, itu tidak terjadi.

"Minum air merupakan strategi yang cukup sederhana yang dapat membantu orang yang mencoba menurunkan berat badan," kata Davy. "Kami tidak mengatakan, 'Minumlah air lebih banyak dan lemak tubuh akan mencair pergi'. Tapi untuk orang-orang yang mencoba menurunkan berat badan dan mencoba mengikuti diet rendah kalori, mereka bisa mencobanya."

Hasil penelitian ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Chemical Society di Boston, pekan depan.

"Salah satu masalah yang paling menjengkelkan dengan diet adalah bagaimana sulitnya menjaga berat badan jangka panjang," kata Davy. Setelah 12 minggu lebih, Davy dan rekan-rekannya terus mengikuti para peserta.

Setelah satu tahun, data awal menunjukkan bahwa mereka yang terus minum air sebelum makan tidak hanya menjaga berat badan, tapi terus kehilangan berat badan rata-rata 1,5 pon.

"Namun kelompok menenggak air sebelum makan datang dengan satu peringatan: metode ini hanya bisa bekerja jika Anda sudah berusia setengah baya atau lebih tua," kata Davy.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pada kelompok meminum air sebelum makan yang berusia 18-35, tidak menyebabkan mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori saat makan, kata Davy.

Pada orang tua, diperlukan waktu lebih lama untuk mengosongkan perut. Ini memungkinkan air membantu mereka merasa lebih kenyang dan kurang lapar. "Sedangkan pada orang muda, air akan segera meninggalkan perut," kata Davy.

Barry Popkin, direktur Pusat Penelitian Gizi Obesitas, di University of North Carolina menyebutkan temuan ini 'menjanjikan'. Penelitiannya menunjukkan orang-orang yang minum banyak air yang sedikit manis, makan lebih banyak buah dan sayuran, keseluruhan mengkonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari.

"Satu pelakunya dalam epidemi obesitas adalah bahwa Amerika mengkonsumsi sekitar 300 kalori lebih sehari dalam minuman manis daripada yang mereka lakukan 30 tahun lalu," tambah Popkin. Itu termasuk soda, minuman dan jus buah dengan tambahan gula, minuman olahraga dan teh manis.

"Jika Anda minum lebih banyak air tepat sebelum makan, ada potensi Anda mungkin mengurangi asupan makanan Anda," kata Popkin. "Kita khawatir dengan upaya mendorong orang minum air untuk mengganti semua kalori dari minuman yang kita minum."

"Tantangan lain ke dalam kelompok meninum air sebelum makan adalah strategi penurunan berat badan membuat orang mau melakukannya," kata Carla Wolper, asisten profesor di Pusat Gangguan Makan di Columbia University dan anggota peneliti di New York Obesity Research Center di St Luke's Hospital di New York City.

Hal yang sama berlaku untuk minum lebih banyak air. Bahkan perubahan yang tampaknya kecil memerlukan komitmen. "Mengubah pola tingkah laku rumit, dan membutuhkan waktu dan energi," kata Wolper.

"Ahli diet sering menyarankan minuman non-kalori seperti soda dengan lemon, diet soda atau teh untuk membantu menahan keinginan mengemil setelah makan malam," kata Wolper.