Senin, Januari 25, 2010

Udang Rimbun

ANDA yang menyukai masakan udang, mungkin menu yang satu ini sudah tak asing lagi. Namun bagi Anda yang belum pernah mencicipinya, coba saja membuat sendiri menu ini.

Bahan-bahan:
- 12 ekor udang ukuran sedang, belah dua
- 1 batang daun bawang, putihnya saja, potong-potong, suwir-suwir
- 2 semdok makan daun ketumbar
- 1 buah cabe merah, iris bulat
- secukupnya minyak untuk menggoreng

Bahan untuk Saus:
- 3 sendok makan bawang putih yang sudah dirajang
- 1 sendok teh jahe yang sudah dirajang
- 1 sendok teh angciu
- 2 sendok makan saos tiram
- 1 sendok makan taosi
- 1 sendok makan kecap superior
- air secukupnya
- 2 sendok makan air sagu
- 1 sendok makan minyak wijen
- minyak untuk menumis secukupnya
- Bumbu penyedap masakan secukupnya.

Cara Membuat:
- Goreng udang hingga matang. Susun dalam piring saji.
- Tumis bawang putih dan jahe, hingga harum
- Masukkan taosi, saos tiram, angciu, kecap superior, dan tambahkan air, minyak wijen, beri bumbu penyedap masakan.
- Kentalkan dengan air sagu, aduk rata. Masak hingga mendidih, angkat.
- Siram saus di atas susunan udang.
- Hiasi dengan suwiran daun bawang, daun ketumbar dan irisan cabe merah. [www.inilah.com]

Yuk, Kenali Metabolisme Tubuh Bayi!

PERNAHKAH Moms memikirkan tentang perkembangan metabolisme tubuh pada bayi? Bagaimana sih sebenarnya prosesnya? Lalu, mengapa bisa terjadi kelainan metabolisme pada bayi?

Agar Anda mengetahui dengan jelas mengenai masalah yang satu ini, maka Dr dr Rini Sekartini SpA(K) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo memberikan penjelasannya:

Sama dengan Orang Dewasa
Metabolisme tubuh bayi umumnya sama dengan metabolisme tubuh orang dewasa. Metabolisme melibatkan beberapa tahap yang mengubah makanan yang kita asup ke dalam bentuk zat makanan dan hasil akhirnya akan terbentuk energi dan produk metabolik lainnya.

Demikian pula pada bayi yang hanya mengasup air susu ibu (ASI), di mana ASI akan diubah dalam tubuh si kecil untuk menghasilkan energi yang nantinya berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Energi yang terbentuk itu lah yang akan digunakan antara lain untuk memperbaiki jaringan yang luka, seperti pada keadaan luka atau lecet, mengatasi trauma pada tubuh, kecelakaan, atau mengeluarkan toksin dan racun di dalam tubuhnya.

Anabolisme vs Katabolisme
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme). Setiap manusia memiliki metabolisme dasar, yang digunakan untuk aktivitas fungsi alat-alat tubuh. Kebutuhan untuk itu pun dapat dihitung menggunakan berat badan bayi.

Anabolisme adalah kemampuan tubuh untuk menyimpan sari-sari yang dianggap penting dari makanan yang masuk. Sementara katabolisme adalah kemampuan tubuh untuk menghancurkannya.

Kemampuan anabolisme dan katabolisme tubuh masing-masing anak memang berbeda. Untuk itu, berat badan bayi tidak pernah ada yang sama meski sama-sama mengasup jenis makanan tertentu dengan jumlah yang sama.

Jika tubuhnya mempunyai kemampuan anabolisme yang baik, maka makanan yang masuk dengan sendirinya dapat disimpan dengan baik pula dan akhirnya "menjadi daging". Kebalikannya, ada anak yang sistem katabolismenya lebih tinggi. Begitu makanan masuk, sebelum diserap pun sudah banyak yang hancur.

Irama Sirkadian
Di dalam sistem tubuh terdapat irama sirkadian yang mengatur makan, minum, tidur, dan fungsi lainnya yang beroperasi selama 24 jam.

Setiap anak memiliki irama sirkadian masing-masing. Ritme sirkadian berbeda-beda waktunya, ada yang sore hari, siang, atau malam hari.

Berkaitan dengan irama sirkadian, tak heran bila irama lapar pada tiap bayi atau anak pun berbeda. Semisal pada pagi hari ada anak yang sudah merasa lapar pukul 07.00 WIB, ada pula yang baru merasakan lapar pukul 08.00 atau 09.00 WIB.

Karenanya, sebagai orangtua sangat penting untuk mengenal irama sirkadian anak masing-masing. Kenali pola makan atau pola tidurnya sehingga irama sirkadian dapat berfungsi dengan baik.

Saat baik bila hendak memberikan asupan nutrisi atau makanan adalah saat puncak waktu irama sirkadian anak, sehingga diharapkan anak dapat makan dengan baik, metabolisme tubuh pun berlangsung lancar dan Moms tak perlu memaksa anak untuk makan.

Kelainan Metabolisme
Banyak penyebab kelainan metabolisme tubuh. Umumnya gangguan metabolisme ditunjukkan dengan berat badan bayi yang tak kunjung meningkat. Adapun gejala-gejala yang sering mengiringinya adalah bayi sering memuntahkan susu yang diminumnya, badan terkulai lemah hingga tonggak-tonggak perkembangan bayi pada umumnya tidak berhasil dicapai.

Untuk menentukan apa yang menjadi faktor penyebab terganggunya pertumbuhan anak, memang membutuhkan observasi lebih dalam. Selain untuk akurasi diagnosa, penyebab gangguan metabolisme pun banyak, salah satunya methylmalonic acidemia (MMA).

MMA merupakan gangguan metabolisme bawaan (inborn errors of metabolism), yaitu terjadinya hambatan dalam metabolisme protein terutama asam amino esensial valine dan isoleucine untuk menjadi produk-produk baru yang diperlukan tubuh.

Dengan begitu, tubuh si kecil tak mampu atau hanya sedikit memroduksi enzim Methymalonyl-coenzyme A, dan tak mampu menyerap makanan dengan baik.

Penyakit metabolik ini juga sebagian besar disebabkan adanya mutasi gen yang mengubah struktur atau komponen protein atau mengubah proses sintesis protein dalam tubuh.

Hilangnya Enzim
Penyebab lain dari kelainan bawaan ini adalah karena tidak sempurnanya pembentukan enzim. Contoh dari kelainan metabolisme itu adalah penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem syaraf pusat, yang menyebabkan kebutaan, demensia, kelumpuhan, kejang, dan ketulian).

Penyakit ini pun dimulai dari tahap ringan hingga berat. Ironisnya, tidak menutup kemungkinan kelainan tersebut terdeteksi sesaat setelah bayi lahir. Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan beberapa jam setelah bayi lahir antara lain letargi (keadaan kesadaran menurun), sulit minum, kejang, muntah, dan sebagainya.

Sebagian besar penyakit ini berdasarkan keturunan (autosomal resesif). Di mana, kedua orangtua membawa gen abnormal, tetapi tidak selalu menimbulkan gejala karena tertutup oleh kerja gen yang normal.

Baru jika kedua gen abnormal tersebut bertemu, maka si bayi yang dilahirkan akan menderita MMA. Diagnosa gangguan ini ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan labotarium.

Sedangkan pengobatannya sendiri dilakukan sesuai dengan gangguan metabolisme protein atau metabolisme karbohidrat atau metabolisme nutrisi yang dialami. Semisal pada kasus penyakit Phenylketonuria (PKU), asupan makanan anak harus rendah kadar phenylalanine, dan selalu harus dilakukan monitoring kadar phenylalanine darah. (lifestyle.okezone.com)

Chicken Kebab

MENU ini adalah variasi lain dari masakan berbahan daging, agar selera si kecil bangkit...

Bahan-bahan:
- dada ayam tanpa tulang 1 potong, potong persegi sekitar 2x2 cm
- 2 sendok makan kecap manis
- 4 siung bawang putih, haluskan
- 1/3 sendok teh merica hitam bubuk
- 1/2 sendok teh oregano dan basil bubuk
- 2 sendok makan mentega, cairkan
- 100 gram paprika merah dan hijau, potong-potong sesuai dengan potongan daging ayam
- 100 gram tomat, buang bijinya, potong-potong sesuai dengan potongan daging ayam
- 100 gram bawang bombai, potong-potong sesuai dengan potongan daging ayam

Cara Membuat:
- Campur kecap manis, bawang putih, merica hitam bubuk, oregano, basil bubuk, dan mentega cair, aduk rata.
- Masukkan daging ayam potong, aduk-aduk, sambil sedikit diremas agar bumbu meresap. Diamkan atau simpan dalam lemari es agar bumbu meresap selama kurang lebih 30 menit.
- Panaskan mentega, masukkan daging ayam berbumbu, aduk hingga daging ayam matang. Angkat, sisihkan.
- Siapkan tusukan sate, masukkan 3-4 potong ayam berbumbu berseling dengan paprika, tomat, dan bawang bombai ke dalam tusukan sate.
- Menjelang dihidangkan, bakar sebentar di atas bara arang. [www.inilah.com]