Selasa, Agustus 25, 2009

ASI Eksklusif Bisa Meringankan Cerebral Atrophy

SIAPA sangka jaringan otak yang mengecil atau dikenal dengan sebutan Cerebral Atrophy bisa menimpa bayi yang baru lahir. Padahal segala anamnesis seperti riwayat kehamilan, proses melahirkan maupun tes pranatal menunjukkan hasil yang baik, artinya tidak ditemukan suatu gejala yang berarti. Tapi mengapa si bayi yang dilahirkan bisa terkena penyakit tersebut? Apa yang salah? Mengapa ini bisa terjadi?

Untuk Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Cerebral Atrophy, dokter anak dari RSAB Harapan Kita Jakarta Barat dr Anna Tjandrajani, SpA memaparkannya.

Cerebral Atrophy merupakan salah satu penyakit yang membuat banyak orangtua merasa setengah nyawanya melayang saat mendapati malaikat kecilnya di vonis positif terkena Cerebral Atrophy. Bagaimana tidak, angan-angan melihat dan membesarkan bayi yang tumbuh sehat, lucu, dan pintar sedikit terkoyak.

"Apakah anakku bisa mandiri kelak?" menjadi sebuah pertanyaan yang amat menakutkan dalam hari-hari Moms berikutnya.

Apa itu Cerebral Atrophy?
Cerebral adalah jaringan otak, sedang Atrophy adalah pengecilan. Ya, pengecilan jaringan otak, begitu penjelasan awamnya.

Apa yang terjadi bila jaringan otak ini mengalami pengerucutan? Apakah itu amat memengaruhi fungsi otak? Apa penderita Cerebral Atrophy bisa hidup normal?

Cerebral Atrophy memang akan memengaruhi fungi otak si penderita. Baik itu jaringan otak yang berfungsi sebagai motorik, sensorik, maupun intelektualnya. Tetapi ingat, bila hanya salah satu jaringan otak yang terkena, maka penderita itu terkena Cerebral Palsy, bukan Cerebral Atrophy karena bersifat permanen.

Masa Kehamilan Sampai Melahirkan
Banyak sebab yang bisa memicu Cerebral Atrophy ini terjadi, beberapa di antaranya adalah:

- Selama dalam masa kandungan
Menjadi perokok aktif, mengonsumsi obat-obatan dan juga kurangnya nutrisi gizi yang dikonsumsi oleh Moms saat kandungan berusia 0-3 bulan. Bahkan, seringnya muntah pada ibu hamil pun bisa menyebabkan si kecil terkena Cerebral Atrophy.

- Saat proses melahirkan
Terjadi kesalahan dalam proses persalinan, yakni salah mengejan yang membuat anak terjepit sehingga kekurangan oksigen.

- Pranatal
Bayi lahir tidak bernapas dengan benar, tidak langsung memberikan respon menangis, dan adanya perubahan warna biru pada bayi.

Infeksi Jaringan Otak
Lalu bagaimana bila ketiga hal di atas tidak terjadi, apakah si kecil akan bebas dari risiko terkena Cerebral Atrophy? Sayangnya tidak Moms, penyakit tersebut masih bisa menyerang siapa saja, remaja umur 17 tahun, anak berumur tiga tahun, bahkan bayi berusia sehari.

Hal itu bisa saja terjadi apabila si kecil menderita suatu infeksi di otak yang memengaruhi seluruh fungsi otak, baik motorik, sensorik dan intelektual, akibat suatu penyakit tertentu, misalnya demam tinggi yang menyebabkan kerusakan pada otak.

Kenali Gejalanya Sedini Mungkin
Untuk menghindari Cerebral Atrophy, perlu perhatian dan kepekaan Moms dalam melihat tumbuh kembang si kecil agar semua hal bisa diantisipasi. Hal apa saja yang harus diperhatikan?

- Perhatikan Selalu KMS (Kartu Menuju sehat)
Jangan anggap remeh KMS. Perhatikan dengan baik segala ukuran patokan tumbuh kembang si kecil. Sensitiflah pada perubahan si kecil. Kuasai dengan baik perkembangan tumbuh kembang bayi. Perhatikan berat badan si kecil, terutama ukuran lingkar kepala bayi.

- Periksa Selalu Perkembangan Fungsi Jaringan Otak Bayi
Perhatikan perkembangan kognisinya. Untuk hal ini butuh perhatian yang penuh, karena ini bisa terlihat saat si kecil memasuki usia 6 bulan. Di mana Moms harus peka benar dengan perkembangan kognisinya. Seperti apakah si kecil bisa merespon panggilan atau pertanyaan-pertanyaan kecil dari Moms.

- Jika ditemukan Gejala, Segera ke Dokter
Tak usah takut dicap cerewet. Tanyalah dokter bila belum paham betul tentang fase tumbuh kembang si kecil, apalagi bila ia terlihat lebih lambat dibandingkan bayi seusianya. Tak usah malu, tanyalah pada dokter layaknya anak yang bertanya pada orangtua, "Pada usia bayi saya, seharusnya sudah bisa apa ya, Dok?"

ASI dan Fisioterapi
Sejauh ini, untuk meringankan gangguan penderita Cerebral Atrophy adalah fisioterapi dan nutrisi yang bergizi penuh. Tapi bagaimana untuk bayi Cerebral Atrophy? Ya sama! Untuk itu ASI amat diperlukan untuk mengoptimalkan otak yang masih bagus.

Ingat, masa emas anak itu sampai 3 tahun. Jadi selama itu, Moms harus 'genjot' selalu nutrisi untuk si kecil, melalui gizi yang Moms konsumsi. Jangan pernah berhenti! Sembari memberi ASI, Moms pun bisa memberikan terapi untuk si kecil. Tidak usah yang berat-berat, perhatian dan kasih sayang Moms sudah merupakan bagian dari terapi tersebut.

Terapi diberikan sesuai dengan bagian otak mana yang terkena Cerebral Atrophy. Seperti bagian motorik, maka seringlah melatih motorik kasar dan motorik halus si kecil secara bertahap.

Kerahkan segala perhatian Moms. Karena si kecil pasti akan bisa berkembang nantinya mesti tak secepat bayi normal pada umumnya. Dan ingat, penderita Cerebral Atrophy, kelak bisa mandiri!

Mandiri? Ya, kenapa tidak? Cerebral Atrophy bukanlah akhir dari segalanya.

Jika memang si penderita sudah tidak maksimal lagi mengoperasikan salah satu fungsi bagian utuh badan, Moms bisa mengoptimalkan bagian yang lain sebagai pengganti fungsi organ yang tak berfungsi itu. Untuk itu, janganlah menyerah Moms! Kuatlah untuk si kecil agar si kecil juga menjadi kuat! (Sumber: lifestyle.okezone.com)

Brokoli Kurangi Resiko Kanker

Para peneliti d Departemen Industri Primer (DPI) Victoria, Australia, mengklaim telah berhasil mengembangkan brokoli jenis baru yang memiliki antioksidan 40 persen lebih banyak dibandingkan dengan brokoli biasa.

Brokoli ini bukan hanya dapat tumbuh secara alami, tetapi juga memiliki rasa lebih manis, demikian dikutip INILAH.COM dari situs WebMd.

Varietas baru ini disebut Booster Broccoli. Kadar antioksidan yang tinggi membuat sayuran super ini mampu mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.

Menurut salah seorang peneliti DPI, Rod Jones, brokoli ini bukan hasil rekayasa genetika.

"Yang kami lakukan hanyalah kembali ke alam dan berpikir alami. Tidak ada rekayasa gentik dan lain-lainya," ujarnya.

Menurut Jones, DPI telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar dan telah menguji 400 jenis brokoli sebelum memilih satu yang memiliki kandungan antioksidan tertinggi. Setelah ditemukan, kemudian mereka mengembangbiakkan brokoli bermutu tinggi itu. (Sumber: inilah.com)