Sabtu, April 10, 2010

Nasi Goreng Tuna Bawang

MENU ini menjadi variasi yang mengasyikkan bagi para pecinta nasi goreng. Seperti membuat nasi goreng lainnya, masakan ini mudah untuk diolah.

Bahan-bahan:
- 2 sendok makan minyak goreng
- 1 sendok makan kecap ikan
- 2 siung bawang putih, cincang halus
- 3 buah bawang merah, iris tipis
- 3 batang bunga bawang, iris 1 cm
- 1 kaleng tuna pedas
- 5 cabai rawit, belah dua
- 300 gram nasi putih
- Merica bubuk, gula, garam secukupnya

Cara Membuat:
- Panaskan minyak goreng dan kecap ikan, tumis bawang putih, bawang merah hingga harum.
- Masukkan bunga bawang, tuna. Aduk rata.
- Tambahkan cabai rawit, nasi, merica, gula, garam. Aduk rata.
- Masak hingga matang. [www.inilah.com]

Pria Senang Anda Bawa Sex Toy ke Ranjang

APA yang dirasakan kebanyakan pria ketika pasangannya membawa mainan seks favoritnya ke ranjang? Merasa terancam atau justru bersemangat?

Kebanyakan pria akan merasa sangat bahagia ketika pasangan terlihat percaya diri di ranjang, sambil membawa apa yang dia suka di kamar tidur. Dalam hal ini mainan seks. Pria suka kalau pasangan "meminjamkan tangan" ketika Anda berdua berada di posisi di mana ia sulit meraih Anda. Atau, ketika Anda menikmati exhibitionism (memperlihatkan kemaluan) atau voyeurism (mengintip untuk membangkitkan kepuasan seksual) di depannya.

Bagi pria, dengan Anda membawa sex toy itu berarti Anda cukup nyaman bersamanya, dan cukup percaya diri untuk menunjukkan apa yang Anda suka. Tentu akan lebih menyenangkan daripada Anda terlihat gugup atau tidak nyaman bersamanya. Demikian seperti okezone nukil dari EMandLO.

Pria bisa begitu bersemangat dengan hal baru yang Anda bawa saat bersamanya di ranjang. Sebab tak sedikit yang mengatakan, terlalu malu mencoba mainan seks atau vibrator ke tempat tidur, bahkan saat mereka berpikir Anda akan menikmati mainan itu. Kalau sudah begini, Anda juga yang menikmati hasilnya.

Dan di sesi percintaan berikutnya, pihak pria bisa mengajukan diri untuk membawa sex toy favoritnya. Pastikan Anda berdua tidak melibatkan sex toy sebagai sebuah rutinitas. Jadi, kehidupan seks Anda selalu terjaga variasi dan kegembiraannya.
(lifestyle.okezone.com)

Sup Daging Vietnam

RASANYA yang lumayan pedas membuat sup daging Vietnam ini sanggup menggoyang lidah Anda. Sangat tepat bila dihidangkan panas.

Bahan-bahan:
- 500 gram kuetiau basah, cuci dengan air panas, tiriskan
- 300 gram daging sapi sukiyaki
- 3 sendok makan minyak
- 200 gram taoge
- 1 buah bawang bombay, iris tipis
- 2 buah cabai merah, iris tipis

Saus perendam:
- 6 sendok makan kecap ikan
- 2 sendok makan saus hoisin
- 1/2 sendok teh merica bubuk

Nuoc leo bo:
- 1 kilogram tulang sapi
- 2 cm jahe, iris
- 1 buah bunga lawang
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 2 liter air

Kuah:
- 2 batang sere, memarkan
- 1 batang kayu manis

Taburan:
- 2 sendok makan daun bawang, iris halus
- 3 sendok makan daun ketumbar, iris halus
- 2 sendok makan daun karasmin, iris halus

Pelengkap:
- 2 buah jeruk nipis

Cara membuat:
Saus perendam:
- Campur semua bahan, aduk hingga rata, sisihkan.
- Masukkan daging sapi sukiyaki ke dalam saus perendam, biarkan selama 2 jam.
- Panaskan minyak, lalu masukkan daging sapi tadi, tumis hingga daging kaku dan
agak kecoklatan, angkat.

Nuoc leo bo:
- Campur semua bahan, aduk rata, masak hingga mendidih dan kuah tinggal 1 liter (selama 2-3 jam dengan api kecil), angkat, saring.

Kuah:
- Campur nuoc leo bo, sere, dan kayu manis, aduk rata, masak hingga mendidih, angkat.
Susun dalam mangkuk kuetiau, taoge, bawang bombay, cabai merah, dan daging sapi, lalu siram dengan kuah yang mendidih, taburi dengan daun bawang, daun ketumbar, dan daun karasmin di atasnya. Sajikan sup daging bersama-sama dengan jeruk nipis. [www.inilah.com]

Waspadai Penyebab Kanker Serviks

KANKER serviks tetap menjadi penyakit nomor satu yang bisa menyebabkan pasiennya meninggal. Saat ini, di dunia, setiap satu jam seorang wanita meninggal akibat kanker serviks.

Dr Yusfa Rasyid SpOG dari Rumah Sakit MH Thamrin Internasional Salemba mengatakan, wanita berisiko tinggi terkena infeksi HPV onkogenik yang dapat menyebabkan kanker serviks.

”Keduanya berisiko terkena kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi atau kelanjutan infeksi yang disebabkan oleh HPV tipe onkogenik,” ujarnya dalam acara seminar umum bertajuk ”Memahami Lebih Dalam Tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya” di RS MH Thamrin Internasional Salemba beberapa waktu lalu.

Yusfa menuturkan, kanker serviks memiliki keganasan yang terjadi pada leher rahim (serviks), yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina).
Kanker ini terjadi saat sel normal di serviks berubah menjadi sel kanker.

Dijelaskan olehnya, perubahan ini biasanya memakan waktu 10 sampai 15 tahun sampai terjadi kanker. Maka dari itu, sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi melalui skrining dan penanganan secara cepat sebelum menjadi kanker serviks.

”Mendeteksi dan mencegah sejak dini adalah langkah tepat terhindar dari kanker serviks,” jelasnya. Kanker yang disebabkan oleh virus human papilloma (HPV) sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan (desiccation).

Sebenarnya, terdapat banyak tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Di dunia, HPV tipe 16, 18, 45, 31,dan 52, secara bersamaan menjadi penyebab lebih dari 80 persen kasus kanker serviks. Dan hingga 80 persen wanita akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa hidupnya.

”Hingga 50 persen dari mereka akan terinfeksi oleh virus HPV yang dapat menyebabkan kanker sepanjang masa hidupnya,” ujarnya.

Kebanyakan infeksi HPV bisa bertahan selama 8 bulan dan kemudian menghilang. Namun sesudah 2 tahun, ditemukan sekitar 10 persen wanita masih membawa virus yang aktif dalam vagina dan serviks.

Menikah muda, kehamilan yang sering, merokok, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, serta infeksi menular seksual (IMS) merupakan faktor-faktor pendukung terjadinya kanker serviks.

”Penularan nonseksual dapat juga menyebabkan timbulnya HPV, misalnya penggunaan bersama pakaian yang terkontaminasi dalam jangka waktu lama,” ucapnya.

Masih dijelaskan Yusfa, gejalagejala yang mungkin timbul dari adanya kanker serviks ialah pendarahan melalui vagina, keputihan bercampur darah dan berbau, nyeri di bagian panggul, serta tidak dapat buang air kecil. ”Kebanyakan infeksi HPV berlangsung tanpa gejala,” tandasnya.

Umumnya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang mengalami infeksi persisten, jarang menunjukkan gejala pada stadium awal dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian. ”Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak selalu dapat membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya,” jelasnya.

Salah satu cara pencegahan yang perlu dilakukan adalah mencari informasi mengenai kanker serviks dan melakukan vaksinasi. Vaksin adalah salah satu keberhasilan terbesar dari biomedical science dan kesehatan masyarakat. Yusfa mengatakan, dalam mengobati penyakit, beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan vaksin adalah deman berdarah, malaria, herpes simplex virus (HSV), respiratory synticial virus (RSV), dan human papillomavirus virus (HPV). Vaksin HPV adalah vaksin pertama yang diciptakan untuk mencegah kanker.

Konsultan onkologi, guru besar FKUI, dan Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof M Farid Aziz SpOG (K) - spesialis obstetri-ginekologi (kebidanan-kandungan)– mengatakan, kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang dapat dicegah, namun lebih dari70 persen penderitanya datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut sehingga banyak menyebabkan kematian dikarenakan terlambat ditemukan dan diobati. ”Pencegahan dengan vaksin merupakan pencegahan dengan cara yang lebih praktis,” ujarnya.

Vaksinasi sangat praktis karena cukup dengan suntikan, tidak memerlukan perlengkapan yang rumit dan mempunyai efektivitas yang tinggi. Vaksinasi merupakan penemuan terkini untuk pencegahan kanker serviks, mampu melindungi dari tipe HPV penyebab kanker utama yaitu tipe HPV 16 dan 18. Sebaiknya untuk pencegahan dini, lakukan vaksinasi kanker serviks sebelum melakukan hubungan seksual pertama kalinya, namun dapat diberikan kepada wanita dewasa dan muda mulai dari usia 10 tahun.

Gunakan skrining untuk mendeteksi lesi prakanker atau untuk mengetahui tanda-tanda awal kanker serviks sehingga dapat dengan mudah ditangani. Pencegahan sekunder ini bisa dilakukan dengan papsmear. ”Vaksinasi dengan skrining bersama-sama dapat mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif,” sarannya.
(lifestyle.okezone.com)