Rabu, Februari 10, 2010

Suplemen CGF, Percepat Penyembuhan DBD

PENDERITA demam berdarah dengue (DBD) kini tidak perlu khawatir.Penelitian terbaru menunjukkan penambahan suplemen chlorella growth factor (CGF40) terbukti mampu mempercepat penyembuhan DBD.

Ada kabar baru dari dunia kesehatan. Sekelompok peneliti dari Rumah Sakit (RS) Karya Bhakti, Bogor, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Bogor, dan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (Fema IPB) telah menemukan cara baru mempercepat penyembuhan DBD, yakni dengan memberi suplemen CGF40.

Para peneliti tersebut melakukan penelitian yang melibatkan 84 pasien DBD yang terdiri atas 42 pria dan 42 wanita. Setengah dari mereka diberi tambahan suplemen yang mengandung CGF40, setengahnya lagi tidak. Untuk diketahui, mereka tetap menjalani perawatan sesuai dengan prosedur WHO, yaitu pemberian cairan, garam tubuh, dan makanan gizi seimbang sesuai kebutuhan.

Hasilnya, CGF40 mampu memperbaiki permeabilitas vaskuler dan meningkatkan jumlah trombosit yang secara implisit menopang konsep regenerative medicine. Pasien dengan tambahan CGF40 ternyata sembuh lebih cepat. Masa perawatannya rata-rata 2,76 hari, sedangkan yang tanpa suplemen CGF40 masa perawatannya ratarata 4,43 hari.

“Pemberian CGF40 terbukti mampu mempercepat kesembuhan penderita DBD dan memperpendek masa perawatan di rumah sakit,” kata Peneliti Utama Dr Adi Teruna SpPD PhD dari RS Karya Bhakti saat jumpa pers di FX Plaza Senayan, Jakarta, belum lama ini.

Penelitian yang dilakukan sejak April hingga akhir 2009, yang juga didukung PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) ini telah diseminarkan pada Sabtu (23/1) lalu di hadapan ratusan dokter se-Jabodetabek. Seminar tersebut dibuka Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (PPBB) Direktorat Jenderal Pengawasan, Pengendalian Lingkungan, dan Permukiman (PPLP) Kementerian Kesehatan Rita Kusriastuti.

Subjek penelitian dipilih dengan metode consecutive sampling berdasarkan diagnosis yang sesuai dengan kriteria WHO (1997). Pasien rawat inap yang memenuhi kriteria seperti di atas ditawari untuk ikut dalam penelitian ini. Hanya subjek yang telah menandatangani informed consent yang diikutsertakan sebagai subjek penelitian.

Adi menuturkan, kesembuhan penderita DBD yang lebih cepat ini diduga berkat kandungan asam nukleat dan beberapa vitamin dalam CGF. Asam nukleat merupakan bahan dasar pembentukan antibodi yang berperan sebagai pertahanan tubuh terhadap penyakit.

CGF, lanjut dia, mampu memperagakan konsep regenerative medicine secara bermakna dengan menekan senyawa kimia stres oksidatif, memperbaiki gangguan pembuluh darah dan merangsang peningkatan fungsi produksi sumsum tulang.

Dalam penelitian tersebut secara klinis terungkap, CGF mampu meningkatkan trombosit penderita DBD lebih progresif dan cepat. CGF sendiri merupakan komponen gizi yang secara alami mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mempercepat penyembuhan luka sehingga mampu membantu penyembuhan dan peremajaan tubuh manusia. Selain itu, CGF dapat memperbaiki sel-sel yang rusak dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru dan muda. CGF juga mampu memperlambat proses penuaan karena kandungan asam nukleatnya yang tinggi.

“Dengan hasil penelitian ini, kami berharap masyarakat khususnya penderita DBD mendapatkan solusi untuk mengatasi DBD dalam waktu yang lebih cepat,” ujar Adi seraya mengatakan bahwa kondisi kelengkapan gizi dalam tubuh juga turut memengaruhi percepatan penyembuhan penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini.

Gizi seimbang adalah faktor utama yang diperlukan untuk mengoptimalkan regenerasi sel. Suplemen makanan merupakan pilihan untuk melengkapi kebutuhan gizi yang saat ini secara kualitas dan kuantitas semakin sulit dipenuhi dari makanan sehari-hari. Terlebih pada sakit DBD terjadi penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.

Persoalan kebutuhan gizi penderita DBD diperkuat oleh hasil pengamatan Dr Michinori Kimura, salah seorang peneliti dari Sun Chlorella Corp Jepang, yang menemukan bahwa ganggang chlorella telah terbukti kaya akan derivat asam nukleat yang mampu memperlambat proses penuaan, CGF serta asam amino esensial, peptida, vitamin, mineral, polisakarida, lipoprotein, dan beta-glukan.

CGF pertama kali diekstrak dengan elektroforesis menggunakan air panas oleh peneliti Jepang lainnya, Dr Fujimaki, awal 1950-an di Tokyo Jepang, sekaligus memberi nama CGF karena kemampuannya mendukung pertumbuhan anakanak. CGF juga mampu memperlambat proses penuaan karena khasiat antioksidan yang dimilikinya.

DBD sebelumnya dikenal dengan nama Dengue saja yang berasal dari bahasa Afrika, ki denga pepo. Penyakit ini pertama kali mewabah di wilayah Karibia, Amerika Tengah pada 1827–1828. Penularan DBD melalui nyamuk aedes aegypti yang membawa infeksi virus dengue (VDEN). Gejala penderita DBD ditandai dengan bintik-bintik merah di kulit (petekiae) lalu disertaid dengan demam tinggi yang timbul secara akut ditambah dengan sakit kepala, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi, mual, muntah, nyeri epigastik, bahkan diare.

Penularan DBD di masyarakat terjadi akibat interaksi akibat kemiskinan, urbanisasi, rendahnya ketersediaan infrastruktur kesehatan serta perubahan iklim.
(lifestyle.okezone.com)

Sop Iga Sapi

SOP iga sapi. Wuih, makanan lezat untuk santapan makan siang atau malam. Ingin menyantapnya? Pastilah. Apakah anda ingin mencoba memasaknya sendiri? Ini resepnya.

Bahan-bahan:
- 1/2kg iga sapi, potong kecil lalu cuci bersih
- 1/4 kg wortel, dikupas dan diiris tipis
- 1/4 kg kentang, dikupas dan dipotong kecil
- 2 buah kaldu sapi yang berbentuk kotak
- 3 siung bawang putih di-keprak, cuci bersih
- 1 siung bawang bombay yang kecil, batang daun bawang yang dipotong panjang
- 2 batang seledri, dipotong panjang
- 1/2 buah pala lalu diiris
- Seujung sendok teh merica bubuk
- Garam secukupnya
- Air secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
- Bawang goreng secukupnya, untuk taburan

Cara membuat:
- Siapkan wajan, panaskan minyak goreng, tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum
- Masukkan air, iga sapi, wortel, kentang, daun bawang, seledri dan pala
- Masukkan kaldu sapi blok dan garam kedalamnya, lalu aduk rata sampai rata
- Setelah hampir matang, baru masukkan merica bubuknya dan masak semuanya hingga matang
- Siapkan mangkuk sajinya, taburi dulu dengan bawang goreng baru tuangkan sop iga sapi yang sudah matang
- Sebaiknya disajikan dalam keadaan hangat [aji]

Lupakan "Mr Right", Pertimbangkan "Mr Right Now"

WANITA matang yang sering kali gagal menemukan pendamping hidup, sepatutnya berhenti mencari “Mr Right”, dan mempertimbangkan “Mr Right Now” yang ada di hadapannya. Wanita harus realistis dan memahami bahwa pernikahan bukan hanya berdasarkan cinta, melainkan bentuk kemitraan dalam menjalankan hubungan.

Tidak dapat dipungkiri, sering kali wanita menjadi bodoh dengan konsep happily-ever-after yang banyak dihembuskan film-film, program televisi, maupun buku tentang cinta. Sebuah novel karya Jane Austen menceritakan, memasuki gerbang pernikahan adalah menemukan seseorang pria yang benar-benar layak dijadikan pendamping hidup. Biasanya, wanita menyebutnya dengan “The One”.

Namun sebaliknya, Gottlieb berpendapat bahwa wanita harus realistis dan memahami bahwa pernikahan bukanlah hanya berdasarkan cinta, melainkan bentuk kemitraan dalam menjalankan hubungan. Konsep ini kerap diistilahkan dengan bisnis non-profit, dan sering kali dianggap membosankan.

Gottlieb juga mengklaim bahwa wanita yang mencari “Mr Right” malah membuat dirinya merasa sendiri dan tidak bahagia. Dengan sikap itu, mereka pun menghindari “Mr Good Enough” yang mungkin bisa menjadi pasangan bagi dirinya mengarungi bahtera rumah tangga.

“Wanita lajang sering menyangkal kesempatan untuk menemukan kebahagiaan dengan kegagalan yang didapatkan sehingga ini menurunkan harapan mereka,” ujar penulis terkenal Amerika, Lori Gottlieb, sebagaimana dikutip okezone dari The Sydney Morning Herald, Rabu (10/2/2010).

Terlepas dari apa yang ditulisnya dalam novel berjudul “Marry Him: The Case for Settling for Mr Good Enough”, Gottlieb yang merupakan single mother ini membagi kisahnya hidupnya. Ia berharap bisa bertemu pria kedua untuk menjadi pendamping hidupnya.

“Impianku seperti halnya impian wanita lain. Jatuh cinta, lalu menikah, dan hidup bahagia selamanya. Aku tahu, setiap wanita tidak peduli bagaimana mereka memeroleh kesuksesan, pintar mengelola emosi, dan keuangan, mereka akan merasa panik ketika memasuki usia 30 dan belum menikah. Namun, menikah dengan seorang pria yang tidak terlalu ‘sempurna’ mungkin sama layaknya, terutama jika Anda mencari pendamping hidup yang dapat diandalkan,” ungkapnya.

Wanita berusia 40 tahun ini juga memaparkan, apa yang menjadikan pernikahan indah tidaklah sama dengan apa yang membuat hubungan pacaran menjadi romantis.

“Kita tumbuh dalam idealisme pernikahan, tetapi juga harus memiliki pemahaman yang lebih realistis. Kita mungkin telah melakukan banyak hal berbeda, tapi dengan menjalani hubungan yang terasa membosankan, itulah yang mungkin membuat kita bahagia,” jelas Gottlieb.

Penjelasan Gottlieb mengenai pencarian “Mr Right” juga mengundang penjelasan seorang psikolog dari Universitas Lancaster, Inggris, Prof Carry Cooper.

“Wanita tidak mampu menemukan pria impian. Tidak ada pria atau wanita yang mendapatkan pasangan sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Adalah sebuah keajaiban jika Anda menemukanya dalam satu paket,” kata Prof Cary Cooper.

Lebih lanjut, Prof Cooper menyarankan bahwa dalam memilih pendamping hidup, sebisa mungkin Anda menemukan seseorang dengan karakteristik yang baik atau positif. Namun, hal ini juga mengundang masalah baru.

“Masalah utama adalah banyak orang belum berhasil mendalami karakteristik orang lain. Orang perlu duduk dan bekerja di luar apa yang mereka inginkan, kemudian pergi mencari orang yang pantas dijadikan prioritas hidup," ungkapnya.

Lantas, apakah pencarian menemukan “Mr Right” merupakan alasan wanita enggan terikat komitmen pernikahan?

“Aku kadang bertanya-tanya, apakah wanita yang mengatakan bahwa mereka sedang menunggu ’Mr Right’ sebenarnya hanya menghindari hubungan atau komitmen pernikahan? Menemukan seseorang sepatutnya tidak usah terlalu rumit,” tukas Prof Cooper.
(ftr)

Tongseng Kambing

BANYAK orang suka makan tongseng kambing. tapi tidak banyak yang tahu cara membuatnya. Padahal bisa dibilang mudah. Ingin membuatnya? Inilah caranya.

Bahan-bahan :
- 500 gram daging kambing, potong berbentuk dadu 2cm
- 7 lembar daun kol, buang tulang daunnya, potong kasar-kasar
- 4 cabai merah, iris serong tipis
- 5 bawang merah, iris tipis
- 3 siung bawang putih, iris tipis
- 1/2 sendok teh lada bubuk
- 4 sendok makan kecap manis
- 2 sendok makan air jeruk nipis
- 3 sendok makan minyak goreng sebagi minyak menumis
- 500ml santan
- 2 sendok teh garam
- 1 sendok teh gula pasir

Cara membuat:
- Tumis bawang putih sampai harum, lalu masukkan bawang merah dan cabai merah iris, tumis sampai layu
- Masukkan daging kambing, aduk sampai daging berubah warna dan kaku
- Tuang air, tambahkan kecap, lada, garam, dan gula pasir, masak sampai daging lunak dan kuah tinggal sedikit
- Tuang santan, masak sampai mendidih
- Tambahkan kol, masak sampai kol matang, tambahkan air jeruk nipis, aduk sebentar, angkat
- Porsi disajikan untuk lima orang [aji]