Senin, Oktober 19, 2009

Kenalkan Anak Sesuatu yang Baru

ANAK terlahir dengan 100 miliar sel otak yang belum terhubung dengan sempurna. Sel-sel otak tersebut membutuhkan rangsangan agar bisa terjalin hubungan yang baik, sehingga anak tumbuh dan berkembang sesuai tahapan usianya.

Karena itu, ajarkan mereka sesuatu yang baru sejak dini. Praktisi Emotional Intellegence Parenting, Hanny Muchtar Darta, Certified EI, PSYCH-K,SET dari Radani Emotional Intellegence Center mengatakan bahwa saat Anda mulai melakukan kegiatan-kegiatan sederhana sejak buah hati lahir, sel otaknya sudah terstimulus dan menyerap rangsangan yang diberikan.

Kemudian, sel-sel otak membentuk sinaps, yaitu penghubung antara dua ujung dari sel-sel otak yang berbeda. "Berlanjut hingga anak memasuki usia 5 tahun, maka bisa Anda bayangkan bahwa sel-sel otak tersebut sudah banyak memiliki jaringan koneksi dan anak pun berkembang memasuki fase pembelajaran yang kritis," urai Hanny.

Mengajarkan anak untuk bisa mengolah otaknya tidak hanya terpaku dari segi makanan. Banyak hal yang bisa dilihat. Otak buah hati Anda sudah bisa memilah, mana yang baik dan tidak.
"Ekspos anak dengan beragam kegiatan, aktivitas atau pengalaman yang menarik sehingga anak memiliki sesuatu yang membuatnya belajar akan satu hal," sarannya.

Hanny menambahkan, orangtua harus memikirkan macam-macam aktivitas untuk si kecil. Misalnya, pilih kegiatan yang tidak membuatnya bosan setiap minggunya. Apakah itu berkebun di taman belakang, jogging, bermain bola, atau pergi ke mana hari minggu ini? Ke bioskop, ke rumah opa-oma, ataukah ke museum?

Kuncinya, aktivitas itu harus beragam dan berbeda setiap minggunya. Dengan kegiatan-kegiatan yang berbeda dan menyenangkan ini, anak akan belajar dan punya pengalaman baru, bahkan jaringan- jaringan syaraf otaknya akan membuat hubungan yang bagus pula.

Semakin anak-anak diberikan latihan dan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya tidak pernah mereka dapatkan, anak akan semakin mahir. Jaringan syaraf otaknya pun akan semakin kuat.

Selain itu, ajarkan anak untuk bersosialisasi termasuk menimbulkan rasa empati kepada teman-temannya. Hanny menyarankan agar memulainya dari hal-hal sederhana, misalnya menjenguk teman atau saudara yang sakit.

"Dari kegiatan ini, tanamkan bahwa sebagai manusia harus saling tolong-menolong dan harus memperhatikan satu sama lain," paparnya.

Seiring berjalannya waktu dan usia si anak, akan tumbuh rasa empati tinggi terhadap sesamanya. Sehingga saat dewasa, anak menjadi individu yang menyenangkan dan berjiwa sosial besar. Hanny berpesan agar menjadi orangtua yang bisa memberikan arahan positif untuk anak sehingga keinginan anak bisa diungkapkan dengan baik.

Saat keputusan anak didukung orangtua yang bijaksana dan lingkungan keluarga yang menyenangkan, maka rasa percaya dirinya akan muncul.

"Anda harus mendukung pilihan dan keputusan anak, bukan mematikan keputusan itu dan harus mengikuti keinginan Anda sendiri," tegas Hanny. (lifestyle.okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar