Jumat, September 11, 2009

Keong Rebus, Makanan Sehat Berbuka Puasa ala Purwokerto

Keong, atau dalam bahasa keren ala Prancis: Escargot, pada mulanya merupakan hama yang sangat ditakuti oleh petani. Biar badannya lemah sekali dan akan langsung mati jika ditaburi garam, ternyata kecepatan makan dan beranak-pinak hewan satu ini sangat cepat. Hewan unik yang tidak pernah tidak menggendong rumahnya kemanapun dia bergerak ini sering menyebabkan kerusakan besar di persawahan karena penyebaran yang cepat dan terkadang tidak tampak ini.

Tapi nasib hewan bangsa moluska ini tidak selalu aman, apalagi di kawasan Purwokerto. Hewan yang bagi beberapa orang sangat menjijikkan gara-gara jejak lendir yang ditinggalkannya ini ternyata menjadi santapan yang selalu ditunggu di bulan puasa. Tidak salah lagi, keong rebus adalah makanan khas Purwokerto yang akan dapat Anda jumpai sebagai makanan untuk berbuka puasa di daerah ini.

Jika Anda berpikir bahwa makanan ini hanya disukai oleh sebagian kecil masyarakat, maka Anda salah besar, makanan ini ternyata sampai mengundang masyarakat dari Cilacap, Purbalingga bahkan Banjarnegara. Makanan ini sebenarnya sederhana, hanya keong sawah yang direbus dan dibumbui. Tapi rasa lezat dan segar plus pedas dan gurih makanan ini menjadi daya tarik khas tersendiri bagi penggemarnya.

Entah kenapa, di saat bulan puasa, keong ini akan sangat berlimpah, sehingga panen keong dan penjualan keong juga dapat terjadi besar-besaran selama bulan Ramadhan, salah satu penjual keong rebus mengaku bahwa selama bulan puasa ini, penjualan dapat melonjak sampai keuntungan yang mereka dapat bisa meningkat tiga kali lipat dari bulan biasanya.

Cukup lah cerita latar belakangnya, kita coba dekati bagaimana keong yang menjijikkan ini bisa berubah menjadi makanan lezat. Pertama keong yang masih hidup dipecahkan cangkangnya tapi tidak semua, hanya cukup untuk membuang kotoran yang ada di dalam cangkang hewan ini. Kemudian, keong akan direndam semalaman penuh untuk membuang lendir dari tubuh bekicot, masih bersama dengan cangkang yang tersisa

Setelah bersih, daging keong tadi akhirnya akan dicampur dengan berbagai bumbu, antara lain adalah bawang putih dan merah, kemiri, cabai, kunyit, dan beberapa bumbu lain. Setelah tercampur rata, keong akan direbus bersamaan dengan bumbu tadi, antara empat sampai sepuluh jam, tergantung ukuran keong yang didapat.

Cara memakannya pun unik, sepiring keong tadi akan dihidangkan dengan sejumlah tusuk gigi. Buat apa sih? Ternyata tusuk gigi ini adalah 'garpu' yang akan dipergunakan untuk mencongkel isi cangkang. Tapi jangan sampai keluar dari cangkangnya, karena cara makan yang paling asyik adalah dengan menyedot daging keong ini keluar dari cangkang setelah dicongkel dengan tusuk gigi tadi.

Dari bumbu dan cara pengolahannya, dapat kita bayangkan rasa keong rebus yang sudah matang ini, tapi pertanyaan berikutnya, apakah keong ini sebenarnya sehat untuk dikonsumsi? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ternyata keong alias bekicot atau escargot ini adalah bahan makanan yang kaya protein dan mineral, dengan kandungan lemak yang sangat kecil.

15% dari daging keong ini adalah protein, sedangkan lemak yang ada hanya 2,4%. Lemak yang ada pun adalah asam lemak yang berupa asam linoleat yang berfungsi baik bagi badan kita, dan sebagian besar lemak tadi juga adalah lemak tak jenuh yang tidak akan mengganggu pencernaan dan memiliki kemungkinan memperbaiki kondisi tubuh kita. Kandungan mineral yang ada pun tinggi, Kalsium, Zat Besi, Magnesium, Fosfor dan Kalium yang ada cukup tinggi untuk diabaikan begitu saja. Sementara, kandungan vitamin yang ada juga cukup tinggi dengan dominasi vitamin A, Vitamin E dan Niacin.

Jadi tidak ada salahnya kan berbuka dengan sepiring keong rebus yang gurih, pedas dan sehat ini? (Sumber: kapanlagi.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar