Jumat, Oktober 16, 2009

Plus Minus BuMil Kegemukan dan Kurus

ANDA pernah mendengar komentar bentuk tubuh BuMil? Ada yang tubuhnya kelihatan "membengkak" sekali. Lalu sebaliknya, ada pula BuMil yang secara genetik bertubuh kurus (meskipun sudah makan banyak) malah hanya perutnya yang kian membuncit.

Daripada bingung, ayo kita kenali lebih lanjut! Karena BuMil yang mengalami kegemukan atau yang tetap "singset" nyatanya sama-sama memiliki permasalahan lho, Moms!

Jika Anda ingin mengetahui lebih dalam mengenai hal ini, berikut pemaparan dr Surahman Hakim, SpOG (K), dari RSUPN Cipto Mangunkusumo:

Kasus 1: BuMil Mengalami Kegemukan
Obesitas ternyata menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tak hanya pada masa kehamilan, BuMil yang memiliki kelebihan berat badan kemungkinan akan mengalami masalah saat persalinan dan pascapersalinan.

Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan. Mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil makan untuk dua orang mengakibatkan para ibu hamil makan dengan porsi berlebih. Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.

Lantas berapa sebenarnya kenaikan berat badan yang ideal selama hamil? Rumusnya adalah setiap bulan berat badan harus naik 1 kg sampai dengan kehamilan berusia 20 minggu. Kemudian berat badan naik 2 kg/bulan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu.

Sebenarnya ke mana saja sih kenaikan berat badan tersebut dialokasikan? Kenaikan berat badan saat hamil terdistribusi pada bayi berkisar 3,5?4 kg, plasenta 0,5?1 kg, cairan ketuban 1 kg, rahim 1 kg, jaringan payudara 1 kg, darah BuMil 2 kg, cairan tubuh BuMil 2 kg serta lemak dan simpanan zat gizi BuMil sebesar 3,5 kg.

Masalah yang Timbul:
1. Kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan rumus ideal tadi, tidak baik dan berisiko. Misalnya kenaikan yang berlebih atau sangat cepat. Jika ini terjadi, sebaiknya hati-hati, karena bisa jadi merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre eklampsia).
2. Kesulitan saat proses persalinan, contohnya karena BuMil tidak kuat mengejan.
3. Tubuh ibu hamil dapat membengkak, entah di kaki maupun perutnya. Hal tersebut bisa menghambat pertumbuhan janin. Pasalnya pengiriman makanan ke janin menjadi berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah. Jika penyempitan pembuluh darah ini menghebat, bisa berakibat fatal bagi janin.
4. Diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic). Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28.
5. Usai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi setelah bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi.
6. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga turut memengaruhi kecerdasan si jabang bayi. Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.

Kasus 2: Janin Terlampau Besar vs BuMil Kurus
Ada beberapa kasus BuMil tidak mengalami kenaikan berat badan yang banyak namun janinnya tergolong besar. Sehingga dengan perawakan kurus BuMil, terlihat sangat timpang dengan perut yang besar.

Hal tersebut tidak menjadi masalah selama gizi yang dibutuhkan janin terpenuhi dengan baik. Karena kenyataannya pada beberapa orang yang memiliki garis keturunan kurus akan sulit untuk menambah berat badannya meski dalam keadaan hamil sekalipun.

Berapa sebetulnya berat janin yang normal sesuai usianya? Pada usia kehamilan 20 minggu, berat janin kira-kira 0,5 kg. Pada usia kehamilan 36 minggu, ia harus mencapai 2,5 kg. Selanjutnya mendekati kelahiran, beratnya minimal harus mencapai 3 kg.

Berat badan ideal bayi Indonesia adalah sekitar 3?3,5 kg. Jika pertumbuhan janin tidak sesuai dengan rumus di atas, harus diteliti penyebabnya. Apakah ada kelainan anggota tubuh, misalnya kelainan ginjal yang menyebabkan hidramnion (kelebihan air ketuban) atau bagaimana sistem pencernaannya.

Masalah yang Timbul:
1. BuMil yang kurus biasanya memiliki panggul kecil. Masalah dapat terjadi jika ukuran bayi terlalu besar, yakni lebih dari 4.000 gram. Sulit untuk dilahirkan secara normal, apalagi jika jalan lahir ibunya tergolong sempit. Walaupun tenaga ibu besar dan panggulnya normal, namun bila berat tubuh janin tergolong besar, tetap saja ia akan tertahan di jalan lahir.
2. Jika tertahan lama di jalan lahir maka pembukaan tak maju-maju alias mengalami persalinan macet. Dikhawatirkan pula bila denyut janin lemah atau malah kacau.
Oleh sebab itu, pada usia kehamilan 36 minggu, dokter kebidanan dan kandungan umumnya akan memeriksa kondisi panggul ibu. Salah satu tujuan pemeriksaan ini adalah memastikan apakah ibu dapat melahirkan secara normal atau tidak.
(Sumber: lifestyle.okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar