Jumat, Oktober 30, 2009

Stop Jadi Orangtua Overprotektif!

Butuh penanganan ekstra hati-hati agar si kecil tumbuh menjadi anak sesuai yang Anda harapkan.

Bukan pekerjaan mudah menjadi orangtua. Seringkali cara orangtua mendidik anak terlalu berlebihan. Bahkan cenderung menjadi hyperparents, yakni tipe orangtua yang mencoba mendidik anaknya sedini mungkin.

Ini dapat dilihat dari beberapa kebiasaan yang dilakukan para orangtua belakangan. Sejak dalam kandungan, banyak orangtua menstimulasi anaknya dengan musik, seni dan daftar bacaan pustaka, sebelum si kecil dapat bergerak.

Banyak orangtua jadi terobsesi dengan memaksa anak untuk menguasai sesuatu dengan cepat. Terkadang mereka juga overprotektif, terlalu menguasai dan memberikan kontrol yang berlebihan terhadap anak-anaknya. Padahal cara ini dapat membuat si kecil merasa tertekan.

Agar anak tidak merasa tertekan dan merasa memiliki orangtua yang overprotektif, ada beberapa cara yang mungkin dapat membantu Anda lebih relaks, dan membantu si kecil merasa leluasa serta mampu mengeksplorasi dan mempelajari dirinya sendiri, seperti kutipan yang dilansir dari WebMd.

1. Ketika Anda dalam keadaan marah, raih dan peluklah si kecil. Ketimbang memarahi atau memukulnya, akan lebih baik jika Anda menunjukannya dengan cinta. Cara ini sekaligus mengajarkan dan memperkenalkan si kecil akan kasih sayang.

2. Perlakukan anak dengan kebaikan dan cobalah menghargainya. Sepertinya hal sederhana, tapi banyak orangtua yang sedikit memberikan rasa penghargaan kepada anak, hanya karena Anda menganggap mereka masih anak-anak.

3. Jangan berikan harapan terlalu besar. Seringkali orangtua memiliki harapan yang terlalu tinggi pada anak-anaknya, entah dalam hal akademis, olahraga atau mengharapkannya menjadi anak yang menguasai bidang tertentu meskipun bukan itu yang diinginkannya.

4. Biarkan anak bermain dan mengeksplorasi dirinya. Berhentilah menjadi seseorang yang overprotektif. Biarkan mereka menikmati masa anak-anaknya, dengan bermain sepeda, berlarian atau mengeksplorasi alam.
Dengan catatan Anda harus tetap mengajarinya tentang bahaya dan keselamatan, tanpa harus membatasi kebebasannya di usia anak-anak.

5. Biasakan mengatakan 'ya' ketimbang kata tidak. Umumnya orangtua sering kali mengatakan tidak saat menolak keinginan si kecil. Berhentilah terlalu mengontrol si kecil dan berikan sedikit kebebasan padanya. Tapi ini bukan berarti Anda harus selalu berkata 'ya' setiap saat, karena terkadang kata penolakan juga diperlukan. Namun setidaknya carilah kata-kata yang lebih halus dalam pengucapannya.

6. Jangan memaksanya belajar secara berlebihan dan jangan halangi keinginannya. Para orang tua selalu berusaha mengajarkan berbagai macam pengetahuan pada anak-anaknya. Tapi yang perlu Anda ketahui, anak-anak akan belajar secara alami meskipun tanpa orang tua.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah mendorong dan merangsangnya untuk bisa mengekplorasi dirinya. Buatlah mereka menyukai sesuatu hal.

7. Coba lihat sesuatu hal dari sudut pandang si kecil. Jika Anda marah akan sesuatu, itu karena Anda hanya melihatnya berdasarkan perspektif Anda. Sementara anak memiliki sudut pandang berbeda. Jika Anda dapat memahami pandangannya itu, maka Anda bisa meredam emosi pada si kecil. Bahkan Anda akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik.

8. Jika si kecil berulah, cobalah mencari tahu mengapa dia melakukan itu dan segera temukan solusinya. Sering kali mereka berulah hanya karena ingin mendapatkan kebebasan, mencari perhatian, atau karena ingin disayang.

9. Jangan pernah mengubah si kecil. Anda tidak perlu membentuknya menjadi sosok anak yang sempurna, karena dia telah sempurna dengan segala yang ada pada dirinya.

10. Coba untuk relaks. Nikmati setiap waktu yang ada dengan si kecil, karena mereka tidak akan selamanya berada di sisi Anda. (Sumber: inilah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar