Kamis, Februari 04, 2010

Wanita Cerdas Jadi Bodoh saat Jatuh Cinta

CINTA tak punya definisi pasti yang disusun dalam sebuah kamus asmara. Saat seseorang jatuh cinta, logikanya menjadi tumpul sementara hati memegang peran kunci dalam menentukan sikap dan keputusannya.

Pernahkah Anda bertanya, mengapa banyak wanita cerdas tiba-tiba menjadi bodoh saat harus memilih pasangan atau menjalin hubungan? Dalam buku “Stupid about Men: 10 Rules for Getting Romance Right”, terapis keluarga dan pernikahan Deborah Dunn memaparkannya untuk Anda, seperti dilansir galtime.com.

Mengapa begitu banyak wanita yang mengagungkan logika, tapi tidak mampu berpikir rasional saat menjalin hubungan dengan seorang pria?
Saya telah memerhatikan tren mengganggu ini dalam praktek terapi saya. Nyatanya, romantisme adalah obat bagi wanita saat penuh tekanan berurusan dengan masalah-masalah sulit dalam hidup mereka, seperti penuaan, keuangan, pekerjaan kantor, anak-anak, dan banyak hal lainnya.

Romantisme adalah obat wanita terhadap masalah tersebut, sangat mirip dengan bagaimana pria menggunakan seks untuk tujuan yang sama. Dengan peningkatan pria kecanduan pornografi dan seks di internet, saya melihat peningkatan signifikan pada wanita terhadap hal-hal paling romantis.

Memang, kita semua menginginkan gelar atau titel pendidikan tertentu, tapi itu bukan tujuan utama dari hubungan jangka panjang.

Apa indikator hubungan jangka panjang yang bisa dilihat?
Statibilitas, persahabatan,membangun rumah dan keluarga, dan perasaan nyaman saat pulang ke rumah usai menangani urusan-urusan duniawi.

Jadi, bagaimana semua itu berhubungan dengan perilaku bodoh wanita?
Perilaku bodoh wanita menurut gambaran saya adalah wanita yang tak bisa berpikir rasional terhadap pria yang bisa jadi tidak sesuai atau berbahaya untuk masa depannya. Sinyal peringatan telah ada, tetapi mereka bahkan membiarkan perasaan romantis semakin tumbuh.

Motivasi mereka cenderung keliru; mereka mencari seseorang yang bisa memberi benteng atau jika mereka terluka dan telah memiliki pengalaman sangat buruk, mereka mencari seseorang yang bisa menyembuhkan lukanya. Jadi, mereka menjalin hubungan dengan harapan tidak realistis terhadap pernikahan atau hubungan jangka panjangnya.

Mereka melihat orang lain untuk menyembuhkan luka ketika seharusnya mendapatkan penyembuhan luka itu dari seorang terapis. (lifestyle.okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar