Senin, Mei 10, 2010

"Kok Anakku Keringatan Terus..."

TAK sedikit orangtua yang khawatir kala bayinya mengeluarkan keringat berlebihan. Meski keringat bukanlah suatu penyakit melainkan gejala atau tanda, tidak ada salahnya orang tua mewaspadainya.

Banyak orangtua yang kerap menyamakan tingginya berkeringat dengan beratnya penyakit. Padahal itu belum tentu benar, loh! Lantas bagaimana membedakan antara berkeringat ketika sehat dan berkeringat ketika sakit?

Awal keringat terjadi

Kelenjar keringat itu secara fisiologis berada di bawah pengaruh syaraf simpatis, dan terdapat 2 - 3 juta kelenjar keringat di kulit mulai dari telapak tangan sampai ke ujung rambut.

Setiap gram kelenjar keringat bisa memroduksi 250 gram keringat per hari. Keringat sendiri terdiri dari 99,55 air dan sisanya adalah natrium. Pengaturan sekresi dan cepatnya keluar keringat tergantung aktivitas hipotalamus, yang merupakan bagian di otak tempat untuk mengatur kelenjar keringat. Misalnya pada saat kurang cairan, secara otomatis diatur bahwa keringat yang keluar lebih sedikit. Naiknya suhu tubuh misalnya, akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan keringat lebih cepat dan lebih banyak sampai tubuh mencapai keseimbangan suhu dengan lingkungan atau tubuh sudah tidak mampu memerintahkan untuk berkeringat lagi.

Berkeringat ketika sehat
Berdasarkan penjelasan di atas, tentunya wajar bahwa bayi sehat akan berkeringat bila ia kepanasan, misalnya. Atau, si kecil gelisah, umpamanya akibat posisi tidur yang tidak nyaman atau karena memakai selimut tebal. Apalagi bila mengingat negara kita adalah negara tropis dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi.

Suhu udara yang tinggi ini membuat tubuh menyimpan panas sehingga untuk mengembalikan diri ke suhu normal, tubuh perlu melakukan penguapan. Hasil penguapan tersebut muncul dalam bentuk keringat.

Contoh lain, walaupun si bayi belum bisa jalan, tetapi gerakan tubuhnya pada saat menangis atau pada saat bermain, tetap menghasilkan panas. Nah, wajar bila kemudian ia pun berkeringat.

Proses metabolisme
Kalau si kecil banyak berkeringat, itu pertanda kelenjar keringatnya berfungsi dengan baik. Sebab, pengeluaran keringat, termasuk proses ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa garam, juga racun dalam tubuh. Ya, selain melalui urin, keringat juga sebagai upaya untuk membuang kelebihan air dalam tubuh, apalagi bayi asupannya banyak mengandung cairan.

Asal tak mengganggu
Sepanjang si kecil tidak rewel, selera makannya tetap baik, tidur cukup dan pertumbuhannya tidak terganggu, seberapa banyak pun keringat yang dikeluarkannya, Moms tak perlu khawatir berlebihan. Kecuali, bila keringat yang banyak itu dibarengi dengan keluhan lain misalnya bayi lemas, susah tidur, tidak mau makan, dan sebagainya, bisa jadi ia sedang sakit.

Berkeringat ketika sakit
Saat bayi demam, tubuh pun berusaha untuk menyesuaikan suhu supaya menjadi normal, seperti telah diterangkan di atas. Selain itu, saat sakit, metabolisme atau pembakaran energi dalam tubuh bayi akan meningkat.

Di samping demam, sweating atau keringat bisa juga terjadi pada keadaan dimana kekurangan gula darah, sehingga syaraf kolinergik lebih sensitif. Hal ini bisa terjadi pada bayi, tetapi kebanyakan terjadi pada pada orang dewasa.

Tip rawat bayi bila berkeringat
Untuk mengurangi terjadinya keringat pada bayi, usahakan agar bayi selalu nyaman. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
* Kenakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat, jangan terlalu tebal.
* Saat tidur, hendaknya pemakaian selimut disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar.
* Bila ia berkeringat, lap keringatnya dengan handuk lembut, bisa pula dengan lap basah agar keringat tersebut tidak malah meningkatkan kelembaban kulit bayi yang dapat menyebabkan iritasi, berkembangbiaknya bakteri dan jamur.
* Ganti pakaiannya dengan yang bersih bila basah kuyup oleh keringat.
* Mandikan bayi secara teratur.
* Berikan minum yang banyak agar tidak dehidrasi.
* Bila bayi berkeringat karena demam tinggi beri obat demam.(Mom& Kiddie//ftr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar