Sabtu, Oktober 23, 2010

Sudah Saatnya si Kecil Disapih!

MOMMY Arda sedang pusing mencari cara agar sukses menyapih Arda yang kini sudah berusia dua tahun. Kondisi ini hampir membuatnya putus asa, tapi ia sudah bertekad untuk menyapih Arda karena alasan usia si kecil yang sudah cukup besar.

Memang, menyapih anak tidaklah semudah yang kita bayangkan. Diperlukan kesabaran ekstra untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut tipnya!

Tidak Ada Patokan Usia
Menyapih merupakan suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses tersebut dapat disebabkan oleh berhentinya sang anak dari menyusu pada ibunya. Atau bisa juga berhentinya sang ibu untuk menyusui anaknya. Bahkan bisa juga keduanya.

Lantas, usia berapa anak sudah bisa mulai disapih? Jawabannya, tak ada waktu yang pasti kapan sebaiknya anak disapih dari ibunya. Hanya saja, medis menganjurkan agar anak menyusu sampai usia dua tahun. Dengan prediksi pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, lebih dari usia enam bulan sudah mulai diberikan makanan pendamping sampai usia dua tahun atau lebih. Artinya, jika usia si kecil sudah lebih dari dua tahun, proses menyapih dapat dilakukan secara perlahan-lahan.

Namun kenyataannya, ada Moms yang sudah menyapih buah hatinya saat dia berusia 1-2 tahun. Bahkan ada pula yang baru menyapih anaknya saat dia berusia empat tahun.

Lakukan Secara Bertahap!
Penyapihan bertahap dibagi menjadi natural weaning/penyapihan alami (tidak memaksa dan mengikuti tahapan perkembangan anak). Metoda penyapihan ini merupakan penyapihan yang sangat dianjurkan karena jika dilihat dari sisi psikologis, cara ini akan berdampak sangat ringan. Selain itu, tahap selanjutnya adalah mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya).

Jangan kaget ya Moms, jika pada tahap awal proses penyapihan, si kecil biasanya rewel dan gelisah. Diperlukan kesiapan mental Moms serta dukungan dari lingkungan, utamanya Dads (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain Moms.

Bila sudah mantap untuk menyapih, lakukanlah dengan sabar dan tidak tergesa-gesa. Karena, sikap Moms dalam menyapih akan berpengaruh pula pada kesiapan si kecil. Tidak benar jika si kecil terlalu lama menyusu akan membuat dirinya menjadi seorang anak manja dan tidak mandiri. ASI akan membuat anak dekat dengan orangtua sehingga membuat dirinya merasa sangat disayang dan dicintai. Sedangkan kemandirian sendiri adalah hal yang diajarkan orangtua, bukan lantaran selalu menyusu ASI.

Saat Menyapih Sebaiknya…
Do’s:
- Lakukan secara perlahan. Misalnya dengan mengurangi frekuensi menyusu dari lima kali menjadi tiga atau empat kali. Lakukan bertahap sampai akhirnya berhenti total.
- Komunikasikan dengan si kecil. Berikan pengertian yang baik dengan mengkomunikasikan apa yang sedang terjadi. Tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti.
- Sapih anak dalam keadaan sehat. Hindari saat anak sedang sakit, marah arau sedih, karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.
- Tunggulah anak sampai merasa haus atau lapar, karena biasanya pada saat itu anak dapat menerima minuman selain ASI.
- Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami.
- Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa tidak tega, karena waktu selama dua tahun sudah sangat cukup.
- Lakukan aktivitas menyenangkan antara Moms dan si kecil supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai.
- Perkenalkan gelas untuk minum susu sebelum memulai proses menyapih dan biarkan anak memilih gelas yang terdapat tokoh kartun kesukaannya.

Dont’s:
- Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat si kecil rewel, terjatuh, atau menangis.
- Hindari menyapih anak dari menyusui ke empeng atau botol susu. Selalu bina komunikasi dengan sang anak. Meski tidak ada larangan khusus, empeng atau dot berpeluang besar membuat anak jadi “malas makan”.
- Jangan sesekali mengoleskan minyak kayu putih dan sejenisnya/memberi plester pada puting susu. Anak akan merasa ditolak oleh Moms sehingga merasa tidak disayangi.
- Hindari pemaksaan. Jika anak belum siap, Moms sebaiknya mencari tahu penyebabnya. Mungkin ia sedang sakit atau apakah sikap Moms kurang sabar? Anak yang menolak disapih akan menunjukan reaksi kesal atau marah dengan menangis, rewel, gelisah atau lebih banyak diam.
- Jangan menyapih secara mendadak dan langsung, hal itu akan membuat perasaan si kecil terguncang. Apalagi menitipkan si kecil kerumah nenek atau saudara selama berhari-hari. Ia butuh waktu untuk merasa nyaman dengan lingkungan barunya, sebab proses penyapihan dengan cara menitipkan ke tempat lain membuat anak merasa tertekan.
- Jangan memberikan jamu pahit, memaksa anak untuk tidak menyusu pada ibunya, karena dapat merusak bonding atau ikatan batin yang terbentuk dalam proses menyusui. Amat sangat disayangkan jika hal ini terjadi. Karena ikatan indah itu ternodai akibat proses menyapih secara mendadak.
(Mom& Kiddie//ftr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar