Senin, November 15, 2010

Pintar Mewaspadai Kanker Payudara

ANGKA survival penderita kanker payudara di negara berkembang jauh lebih rendah dibandingkan negara maju. Deteksi dini menjadi salah satu cara ampuh untuk melawan kanker ini.

Seperti jenis kanker lainnya, kanker payudara terjadi sebagai akibat perubahan sel atau transformasi. Proses transformasi ini terjadi pada sel normal yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan pertumbuhan yang normal. Sel normal yang mengalami proses transformasi ini mampu membelah diri tanpa terkendali memproduksi selsel dan membentuk suatu tumor.

Fakta menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan kanker solid yang mempunyai insiden tertinggi di dunia. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat menunjukkan 27/100.000 perempuan dan diperkirakan terdapat lebih dari 200.000 kasus baru per hari. Kanker dengan insiden tertinggi nomor dua (dengan 21 kasus baru berdasarkan data dari 2009) di Indonesia setelah kanker leher rahim ini diperkirakan akan menjadi kasus terbesar pertama bila tidak dilakukan kerja sama yang komprehensif oleh semua pihak. Data sistem informasi rumah sakit (SIRS) 2007 menunjukkan kejadian kanker payudara mencapai 21,69 persen, lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17 persen.

“Bisa dibilang saat ini adalah generasi kanker, karena penderitanya semakin banyak, pelan tapi pasti meningkat. Jumlahnya tersebar di berbagai belahan dunia. Jika kita tidak berbuat apa- apa, maka semakin banyak orang meninggal karena penyakit kanker ini,” ujar Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) Dr Sutjipto SpB(K) Onk.

“Angka survival penderita kanker payudara di negara berkembang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara maju,” tuturnya dalam acara seminar awam dengan tema “Pengenalan dan Deteksi Dini Kanker Payudara Mencegah Perluasan Kasus Kanker Payudara Pada Perempuan” yang diadakan oleh YKPJ dan RSPAD Gatot Subroto yang bekerja sama dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, belum lama ini.

Ahli kanker dari RS Kanker Dharmais ini juga mengatakan, faktor tersebut diakibatkan adanya rasa enggan berbicara, malu mengutarakan situasi yang dihadapi oleh diri sendiri, dan biaya pengobatan yang tidak terjangkau.

Itu sebabnya, dukungan agar para penderita dapat bertahan melawan kanker yang dideritanya sangat dibutuhkan pada perempuan yang didiagnosa kanker payudara. Dukungan moril dari keluarga dan orang terdekat utama sangat membantu seseorang dalam melawan kanker. Dukungan suami misalnya, sangat dibutuhkan. Dia bisa membantu dengan cara mendampingi selama pengobatan, membantu mencari social support group, serta menyediakan waktu tanpa batas untuk mengembalikan rasa percaya diri penderita. Bila perlu, ambil alih peran emosional penderita sebagai istri dalam rumah tangga, jika istri dalam keadaan tidak stabil.

Meneg PP & PA Linda Amaliasari Gumelar SIP pada saat membuka seminar menyampaikan pengalamannya menghadapi masa sulit ketika didiagnosa kanker payudara. Dia menceritakan bahwa keluarga, terutama anak-anak dan suami, menjadi pendorong dan semangat utamanya menghadapi semua.

“Saya ingat bagaimana beratnya saat itu bagi saya, saat pertama diagnosa penyakit yang menakutkan serta perawatan yang harus dilakukan. Saya sadar bahwa perawatan kanker merupakan perlakuan yang dilakukan secara perorangan. Namun peran keluarga, terutama suami, sangat diperlukan,” ungkapnya.


Itu sebabnya, hingga saat ini Linda dengan semangat selalu mengajak semua masyarakat melakukan SADARI, pemeriksaan payudara sendiri. Karena semakin awal terdeteksi, semakin besar kemungkinan untuk sembuh. Kembali dikatakan oleh Sutjipto, pentingnya deteksi dini kanker payudara dapat mencegah kondisi kanker payudara menjadi lebih parah. Skrining dan deteksi dini kanker merupakan rangkaian program penting karena meningkatkan angka survival dan menurunkan angka kematian. Sistem deteksi dini dan skrining yang baik setidaknya menurunkan stadium temuan kanker di masyarakat.

“Kunci kesembuhan adalah selalu bersemangat dan berpikir positif. Selain itu, mengenali dan melakukan deteksi dini dengan SADARI adalah kata dasar yang harus selalu diingat. Lakukan dan sebarkan untuk mencegah meningkatnya angka kejadian kanker payudara, pada diri sendiri, keluarga, ataupun masyarakat luas,” pesan Sutjipto.

Selain mengancam kesehatan, kanker payudara juga memicu berbagai masalah. Salah satunya adalah problem kejiwaan. Setiap penderita kanker ini pasti akan mengalami kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya. Selain kekhawatiran akan dampak bahaya kanker yang dideritanya, penderita kanker juga kerap memiliki problem sosial.
(SINDO//tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar