Selasa, November 23, 2010

Waspadai Janin Meninggal dalam Kandungan

KEHAMILAN! Ya, satu kata itu merupakan hal yang paling dinanti bagi pasangan istri-suami. Pelbagai larangan dan “kewajiban” bagi bumil akan dilontarkan orang-orang terdekat, agar janin dalam kandungan sehat dan lahir selamat. Namun, bagaimana jika tiba-tiba janin tidak bergerak dan perut tidak jua membesar seiring bertambahnya usia kehamilan? Ada apa gerangan?

Awas, Janin Meninggal!
WHO dan American College of Obstetricians and Gynecologist (2005) mengemukakan bahwa kematian janin dalam kandungan terjadi saat usia kehamilan 20 minggu - dengan berat badan 500 gram atau lebih. Dengan begitu, rahim tidak akan membesar lagi, pembesarannya akan berhenti sesuai dengan usia kehamilan saat janin meninggal.

Sedangkan keluarnya janin pada usia kehamilan kurang dari 22 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram disebut keguguran.

“Jadi, jika usia kandungan Moms lebih dari 20 minggu tapi dalam sehari tidak merasakan gerakan bayi, waspadalah! Karena, gerakan bayi yang normal minimal 10 kali dalam sehari. Waspadai juga tanda-tanda kritis pada bayi. Misal, sebelum bayi tidak bergerak sama sekali, biasanya timbul gerakan yang sangat hebat atau sebaliknya, gerakan semakin pelan atau lemah. Selain itu, kehamilan tak kunjung membesar, dan pertumbuhan kehamilan tidak sesuai bulannya,” jelas dr Batara Sirait SpOG dari RSIA Budhi Jaya, Jakarta.

Nah, bila terjadi hal-hal di atas sebaiknya segera periksa ke dokter. Dan biasanya, untuk memastikan apakah janin dalam kandungan sudah meninggal atau tidak, dokter akan menggunakan alat - Ultrasonic Doppler – untuk memeriksa denyut jantung janin.

Harus Segera Dikeluarkan
Jika janin sudah dipastikan meninggal, kehamilan harus diakhiri! Caranya bervariasi, bergantung usia kehamilan dan besarnya rahim, seperti:

- Kehamilan kurang dari 12 minggu akan dilakukan kuretase atau aspirasi vakum.

- Kehamilan di atas 12 minggu akan diberikan obat untuk melunakkan dan membuka jalan lahir sehingga akan keluar spontan. Jika ada sisa jaringan yang tertinggal di rahim, akan dilanjutkan dengan kuretase.

- Kehamilan di atas 20 minggu akan dilakukan tindakan induksi persalinan.

- Untuk kasus plasenta previa, Moms yang pernah operasi cesar dua kali/lebih, atau posisi janin melintang, janin akan dikeluarkan melalui operasi cesar.

“Ingat, jangan biarkan janin yang meninggal berada dalam rahim selama dua minggu. Hal ini akan memengaruhi faktor-faktor pembekuan darah Moms. Dan akan berakibat fatal kala Moms melahirkan. Karena jika fibrinogen (zat pembekuan darah) rendah, maka perdarahan yang terjadi saat proses persalinan akan sulit berhenti,” saran dr Barata.
(Mom& Kiddie//tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar