Jumat, Februari 18, 2011

Menikah Bikin Etika Pria Lebih Baik

KALAU Anda merasakan perubahan sikap setelah menikah, mungkin ada alasannya. Sebab menurut penelitian terbaru, pria menikah perilakunya cenderung kurang agresif dan lebih beretika daripada pria yang belum menikah.

Hasil penelitian dari Michigan State University menunjukkan, alasan pernyataan tersebut sebagian karena pengaruh ikatan pernikahan itu sendiri dan sebagian lagi karena pria antisosial cenderung tak lagi menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Para peneliti menemukan bahwa pria yang sangat antisosial—didefinisikan sebagai pria agresif, kurang memiliki rasa penyesalan, tidak bertanggung jawab, dan menolak hak orang lain—cenderung kurang keinginan untuk terikat dalam pernikahan dibanding pria yang kurang antisosial.

"Gangguan kepribadian antisosial sering disalahpahami sebagai asosial, padahal ini adalah pola perilaku yang mengabaikan dan melanggar hak-hak dan keselamatan orang lain," ujar penulis penelitian S Alexandra Burt, profesor psikologi Michigan State University.

Nah, menikah ditengarai mampu mengurangi kecenderungan antisosial, tegas para peneliti.

"Jika Anda terikat untuk orang lain (seperti pasangan), Anda akan cenderung memerhatikan hak-hak mereka," ujar Burt, seperti dilansir dari Thirdage, Jumat (18/2/2011).

Di sisi lain, kritikan disampaikan psikiater Dr Christos Ballas dari Universitas Pennsylvania dengan menyebutkan bahwa aspek-aspek yang dipelajari dalam penelitian sebagai hal "konyol”.

"Tentu saja, pria menikah berkurang perilaku antisosialnya, bahkan dia tidak memiliki kesempatan untuk terlibat di dalamnya. Bisakah dia pergi keluar setiap akhir pekan untuk clubbing? Bukan karena dia menjadi orang yang lebih baik, tetapi karena institusi pernikahan mengharuskannya untuk lebih sering di rumah," ujar Ballas.

Dalam studi, tim peneliti juga mengamati pasangan kembar identik, satu telah menikah sedangkan lainnya masih single. Mereka menemukan, kembar menikah biasanya menunjukkan perilaku kurang antisosial dari kembarannya yang belum menikah.

Burt berteori bahwa dengan ikatan pernikahan, kita menjadi kurang antisosial karena harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan dan mengabaikan teman-teman antisosial lain yang masih berkutat dengan masalahnya.

"Waktu kita berkurang bersama teman sebaya yang antisosial. Daripada bergaul dengan teman-teman sepanjang waktu, kita memilih dengan istri," imbuhnya.

Dampak positif menjadi suami juga tampak lebih kuat dalam pernikahan yang baik daripada yang buruk, kata para peneliti.

"Semakin kuat dan semakin baik pernikahan, semakin rendah tingkat perilaku antisosial seorang pria," jelas Burt.

Pada akhirnya, penulis penelitian menyimpulkan bahwa hubungan antara pernikahan dan perilaku yang baik tergolong cukup rumit.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tingkat penurunan perilaku antisosial pada pria menikah lebih rumit dari yang kami pikir sebelumnya," kata Burt.

"Pernikahan umumnya baik untuk pria, setidaknya dalam hal mengurangi perilaku antisosial, tetapi data juga menunjukkan bahwa masuk dalam lembaga pernikahan adalah sesuatu yang harus direncanakan dengan matang,” tegasnya.
(ftr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar